Aktivis PMII Bantu Atasi Persoalan Petani Pamekasan
Pamekasan: Tiga musim terakhir tanam tembakau, petani Madura terbilang gagal. Tak hanya itu, harganya juga anjlok. Petani hanya bisa gigit jari. Mereka kemudian beralih tanam padi, khususnya petani di wilayah selatan Kabupaten Pamekasan.
Tanaman padi bisa panen dua kali dalam semusim. Namun, sejauh ini petani masih berani tanam hanya sekali dalam semusim. Pola pikir seperti ini, mencoba diubah aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pamekasan, Shohibul Muniri.
Pemuda yang juga pegiat Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) tersebut mengetengahkan terobosan agar para petani bisa mendapatkan hasil yang lebih besar dari tembakau. Yaitu, petani lebih memanfaatkan lahan basah dengan tanam padi.
Khususnya sektor selatan, Kabupaten Pamekasan. Meliputi daerah Pademawu, Desa Teja Barat,
Teja Timur, Betted, Laden, Jungcangcang, Panempan, Kangenan, Sumedangan, serta daerah basah lainnya.
"Di daerah tersebut, selama ini fakta yang ada ialah kualitas tembakau yang sangat rendah. Karenanya, dibutuhkan tanaman alternatif padi, yang keuntungannya melebihi daripada cocok tanam tembakau," terangnya kepada NU Online, Ahad (27/4).
Dikatakan, budidaya padi sebagai alternatif, hasilnya lebih besar. Wilayah selatan lebih memungkinkan untuk tanam 2 kali dalam semusim.
Pihaknya berharap, masyarakat tidak ragu lagi memanfaatkan tanaman alternatif padi, untuk meningkatkan perekonomian mereka. Sejauh ini, masyarakat ragu dan khawatir tidak mendapatkan pasar untuk menjual hasil panen gabah.
"Padahal sebenarnya lebih mudah pasarannya, dan sifatnya tahan lama daripada tembakau," ujarnya meyakinkan.
Sektor pertanian gabah atau padi, menjanjikan keuntungan besar bagi petani. Petani diyakini lebih diuntungkan dengan kenaikan harga pangan. Utamanya tiap Bulan Oktober sampai akhir tahun.
"Untuk hasil panen, jangan kebingunan. Kami siap menampung atau membeli hasil panen tersebut. Di samping itu, dinas yang menangani pertanian dan ketahanan pangan, diharapkan agar proaktif untuk mengawal terhadap terobosan ini," harap Sohibul.
Sejauh ini, Sohibul coba membuktikan terobosan tanaman tembakau ke padi. Atas hal itu, pihaknya berharap agar Dinas Pertanian serta Dinas Kantor Ketahanan Pangan bisa mengapresiasi terobosannya. Minimanl, dinas terkait mengirim petugas penyuluh lapangan (PPL) guna mengkroscek ke lapangan sekaligus menyurvey apa yang dilakukan petani.
Bertanam tembakau, selama ini dihadapkan pada cuaca yang tidak menentu. Dan cuaca yang tidak menentu tersebut, bagi tanaman padi, sama sekali tidak merugikan.
Tak hanya itu, masih menurut Sohibul, logika perbandingan harga juga menjadi pertimbangan utama. Kalau tembakau 6000 pohon hanya bisa menghasilkan Rp 3-4 juta. Itu pun belum dipotong biaya operasional.
"Sementara untuk 6000 pohon tanaman padi, sangat memungkinkan dapat penghasilan Rp 5-6 juta. Untuk operasionalnya pun lebih murah dan tidak seribet tembakau," paparnya.
Pernyataan Sohibul tersebut tidak sekadar wacana. Ia telah membuktikannya. Sekitar sudah 3 tahun dia berjuang sendirian. Dengan penuh semangat, dia tanam padi di Desa Teja Timur, Kota/Kabupaten Pamekasan.
Namun, perjuangan selama 3 tahun tersebut, tidak akan berakhir dengan sia-sia. Karena pada tahun sekarang dampak yang diperjuangkan dapat dirasakan dengan adanya perubahan dari beberapa desa yang siap untuk melakukan perubahan pola tanam; dari tembakau menuju tanaman padi.
"Upaya ini tidak lain berujuan agar petani hari ini mengubah pola pikir supaya beralih pada sektor pertanian padi," terangnya.
Ditargetkan, tahun 2014, Kabupaten Pamekasan diharapkan sedikitnya 250 hektar lahan sawah bisa tertanami padi. Muaranya, sektor lahan sawah secara keseluruhan nantinya bisa berubah atau merata pada sektor tanaman padi.
"Kalau di wilayah pantura ke tebu, daerah selatan padi. Jadi imbang dan stabil. Sektor
ketahanan pangan, nantinya mampu melakukan vultuasi terhadap penekanan harga besar apabila terjadi suatu kenaikan. Sehingga, budidaya tanam padi dua kali ini mampu memberikan penekanan terhadap sektor pangan yang ada di Pamekasan," tukasnya. (Hairul Anam/Abdullah Alawi)
Sumber: NU Online
Terbitan (Ahad, 27/04/2014 19:02)
By http://m.facebook.com/elang
Simak http://ellangbassasnawawi.blogspot.com
http://sendang-karangampel.blogspot.com
https://m.facebook.com/nahdlatululamaahlussunnahwaljamaah
https://m.facebook.com/Newsinformationindonesia
https://m.facebook.com/groups/732231473482366?ref=bookmark
Tidak ada komentar:
Posting Komentar