Hidupku Bagaikan Sebatang Rokok
Aku mendekatiMu dengan berbagai cara l Aku menghampiriMu dengan lantunan kata-kata l Aku berusaha mengenalMu dengan cara berperantara.
Walau lisanku berucap, namun jiwaku membisu l Lisanku berkata, namun perilakuku kaku l Lisanku bersyair, namun sikapku membeku l Lisanku berujar, namun ragaku enggan mengaku
Wahai Sang Penguasa Alam l Mengapa aku masih saja tak mampu mengenalMu l Bukankah Kau lebih dekat dari urat leherku l Bukankah keberadaanMu pun ada dimana-dimana.
Aku tidur Kau pun tak tidur l Aku makan Kau pun tak makan l Aku minum Kau pun tak minum l Padahal tidur, makan dan minum bagiku semuanya datang dariMu
Jiwa ini terlalu kaku tak bisa menyadari adanya kebesaranMu l Jiwa ini terlalu membisu enggan berucap syukur akan nikmatMu l Aku memang hidup, namun bagaikan dalam kematian l Aku ini memang hidup, namun bagaikan api yang menyala pada sebatang rokok l Rokok yang hanya diam walau batangnya terdapat api yang menyala
Wahai Penguasa Jagat l kiranya perkenankanlah bagiku kemampuan untuk mengenalMu l Sesungguhnya Engkau maha kasih l maka perkenankanlah bagiku sifat kasih l Engkau maha penyayang l maka perkenankanlah bagiku sifat penyayang dalam jiwaku
Hidupkan hati walau dengan raga yang mati l Hidupkan kebenaran matikan kemungkaran l Hidupkan kedamaian matikan kegelisahan l Hidupkan kebaikan matikan ketidak baikan. Kiranya perkenankanlah bagiku kemampuan akan semua itu
Penulis: Elang
Sendang, 4 Januari 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar