Kamis, 14 Agustus 2014

Orang Yang Banyak Bertanya Bukan Berarti Banyak Bicaranya!

Orang Yang Banyak Bertanya Bukan Berarti Banyak Bicaranya!

Ahlannawawi, Orang yang banyak bertanya bukan berarti banyak bicaranya, melainkan haus ilmu. Sedang orang yang banyak ngomongnya bukan berarti sedikit ilmunya. Karena kiai yang banyak ilmunya saja itu suka bicara. Bayangkan saja, dalam ceramah pun. Seorang kiai tidak sedikit mengeluarkan kata kata.

Sementara orang yang banyak  bertanya juga bukan berarti sedikit ilmunya. Dari sebab ia banyak bertanya sehingga ia banyak memperoleh ilmu.

Orang yang haus akan ilmu, membuatnya banyak bertanya. Karena konon, bertanya adalah kuncinya ilmu. Semakin ia banyak bertanya semakin banyak pula ilmu yang ia peroleh, dari orang orang yang ia beri pertanyaan. Oleh karena itu, jika ada sesuatu yang belum engkau ketahui, maka bertanyalah.

Sementara, jika engkau ingin mendapat jawaban yang membuatmu puas, maka bertanyalah kepada orang yang engkau anggap orang itu mampu menjawab.

Namun harus kita ketahui. Bukan hanya orang yang punya ilmu saja yang mampu menjawab pertanyaanmu, bahkan orang yang bodoh saja pun mampu menjawab pertanyaanmu.

Jika engkau ingin memperoleh sesuatu yang belum engkau ketahui, atau ingin menanyakan sesuatu. Janganlah engkau bertanya ke asal sesuatu. Artinya asal asal bertanya kepada sesuatu.

Suatu contoh; Jika engkau  bertanya, kepada seekor kucing! mengenai; "Apakah langit itu bisa berbicara bertanya" sih kucing pasti mampu menjawab pertanyaanmu. Namun jawaban kucing pasti "meong". Itulah karakter kucing. Apakah kita puas dengan jawaban sih kucing itu? Tentu tidak. Karena jawaban sih kucing tadi tidak sesuai dengan pertanyaan kita. Sebab kita pun juga tidak bisa mengerti jawaban kucing tadi, yang hanya dengan nada meong.

Oleh sebab itu bertanyalah kepada sesuatu atau orang yang tepat.  Supaya kita puas mendapat jawaban apa yang kita pertanyakan itu. Dan berharap agar memperoleh ilmu yang tepat; sesuai apa yang di inginkan; melalui usaha tersebut.

Penulis: Elang

Kaya Bukan Hanya Karena Rajin Bekerja, dan Miskin Bukan Hanya Karena Malas Bekerja

Kaya Bukan Hanya Karena Rajin Bekerja, dan Miskin Bukan Hanya Karena Malas Bekerja

Ahlannawawi: "Disetiap kehidupan manusia itu ada campur tangan Tuhan, baik itu orang miskin maupun yang kaya. Jika Tuhan tidak campur tangan. Lalu bagaimana keadaan hambaNya? Apa bisa orang itu kaya karena sendiri? Orang itu kaya bukan berarti karena ia rajin bekerja. Dan orang yang miskin itu bukan berarti karena ia malas bekerja."

Mengenai "rajin bekerja" bukan hanya orang yang kaya, karena orang yang miskin tidak sedikit yang rajin bekerja. Tapi apa? Orang yang miskin yang rajin bekerja pun tidak membuatnya menjadi orang yang kaya.

Memang sih, secara rasional, bahwa orang itu tergantung bagaimana ia menjalani kehidupannya, atau bagaimana tingkat pekerjaan yang ia lakukan. Ada yang berkata, orang miskin itu biasanya golongan orang yang malas bekerja. Oh tidak bisa!! Jika kita telusuri secara lebih jauh lagi. Mengenai orang miskin bukan berarti orang yang malas bekerja.

Mengenai "malas bekerja" bukan berarti hanya golongan orang yang miskin saja, bahkan orang yang kaya atau orang yang berduit banyak kok yang malas bekerja. Namun itu pun tidak membuatnya menjadi miskin.

Gambaran yang sederhananya. Bayangkan saja! banyak orang kaya yang mempunyai perusahaan; banyak karyawannya. Kerjaan orang yang kaya itu hanya bisa ngatur, nyuruh, sementara dirinya hanya nongkrong. Ini kan juga golongan orang yang malas bekerja. Tapi apa? Meskipun ia malas bekerja. Kerjanya hanya ngatur, nyuruh. Hal itu tidak membuatnya menjadi orang miskin.

Orang yang kaya yang malas bekerja tapi tidak membuatnya miskin, artinya kerjaannya hanya ngatur, nyuruh, bukan berarti karena ia banyak uangnya.

Sementara orang yang miskin yang rajin bekerja, tapi tidak membuatnya menjadi kaya. Bukan berarti karena uangnya sedikit. Karena ia bisa saja menjadi kaya yang memiliki banyak uang. Jika uang dalam setiap harinya ia kumpulkan sedikit demi sedikit, walhasil ia bisa punya banyak uang.

Dari sini kita bisa lihat, bahwa kekayaan itu bukan hanya karena rajin bekerja, dan kemiskinan itu bukan hanya berarti golongan orang yang malas bekerja, yang jelas, kehidupan manusia ada campur tangan Tuhan.

Kesimpulannya, Segala sesuatunya, kondisi, keadaan manusia itu Tuhan lah yang mengatur; takdir atau kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Seandainya; Kalau semua orang itu kaya, kepada siapa ia memberi sodakoh? Kemudian, Kalau semua orang itu miskin, kepada siapa i memperoleh bantuan materi?

Catatan: "Orang itu bisa Kaya karena takdir Tuhan, Orang itu Miskin juga karena takdir Tuhan."

Penulis: Elang

http://ellangbass.blogspot.com/2014/08/kaya-bukan-hanya-karena-rajin-bekerja.html


Rabu, 13 Agustus 2014

KH Marzuki Mustamar: Kader NU Wajib Jaga NKRI

KH Marzuki Mustamar: Kader NU Wajib Jaga NKRI

Ahlannawawi; Kudus, Pengasuh pesantren Sabilur Rosyad Malang Jawa Timur KH Marzuki Mustamar mengatakan sebagian besar pejuang kemerdekaan adalah para ulama Aswaja. Dengan demikian, Negara Kesatuan Republik Indonesia ini merupakan warisan para ulama NU yang patut dipertahankan.

“Sebagai kader NU wajib menjaga warisan ulama ini. NKRI harga mati,” tegasnya dalam acara Halal Bihalal Rabithah Mutakharrijin Madrasah Dininyah Nahdlatul Ulama (ROMUNA) di Madin NU desa Kradenan, Kudus, Ahad (10/8).

Kiai Marzuki menyatakan, membela negara Indonesia hingga titik darah penghabisan bisa dikategorikan sebagai mati syahid. “NKRI cap-nya Pancasila, tapi isinya mengandung nilai-nilai Aswaja,” tegas Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur.

Di depan ratusan alumni Madin NU Kradenan ini, Kiai Marzuki menyindir gerakan beberapa paham Islam seperti ISIS dan sejenisnya yang ingin mendirikan negara Islam. Menurutnya, kelompok radikal seperti ini meskipun berbeda gerakannya dari yang lain, tujuannya tetap sama, ingin membubarkan NKRI.

“Mereka itu ingin mengubah NKRI dengan cara membangun opini bahwa negara khilafah yang paling benar,” terangnya.

Keinginan mendirikan negara agama di Indonesia, menurutnya, akan memecah belah bangsa. Sebab, Indonesia adalah bangsa yang heterogen dengan beragam suku, ras, dan agama.

“Kalau dipaksa Islam, apa daerah Bali akan ikut? Justru akan terpisah dan berdiri sendiri dari Indonesia,” kata Kiai Marzuki mencontohkan. (Qomarul Adib/Alhafiz K)

Sumber: http://m.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,2-id,53783-lang,id-c,daerah-t,KH+Marzuki+Mustamar++Kader+NU+Wajib+Jaga+NKRI-.phpx
(NU Online: Rabu, 13/08/2014 16:13)

Minggu, 10 Agustus 2014

Cara Buat Icon Bendera di BBM

Cara Buat Icon Bendera di BBM

Ahlannawawi - Pernahkan kamu melihat symbol gambar bendera Negara di nama kontak BBM teman kamu? Symbol bendera tersebut memang tidak ada di emotion kita, lalu bagaimana cara orang tersebut memunculkan bendera tersebut? Pasti kamu sudah bertanya-tanya dalam hati cara memunculkannya.

Tenang, dalam artikel kali ini; akan membahas bagaimana cara memunculkan bendera-bendera tersebut sehingga ada di nama maupun chat kita. Berikut adalah caranya:

    Buka BBM kamu
    Lalu ganti tambahkan ✳ID✳ untuk membuat bendera Indonesia, atau ✳US✳ untuk membuat bendera Amerika Serikat
    Untuk kode Negara lain kamu bisa lihat dibawah ini. Tekan CTRL + F agar lebih mudah menemukannya
        Afghanistan ✳AF✳
        Albania ✳AL✳
        Algeria ✳DZ✳
        Andorra ✳AD✳
        American Samoa ✳AS✳
        Angola ✳AO✳
        Anguilla ✳AI✳
        Argentina ✳AR✳
        Antigua and Barbuda ✳AG✳
        Armenia ✳AM✳
        Aruba ✳AW✳
        Austria ✳AT✳
        Australia ✳AU✳
        Azerbaijan ✳AZ✳
        Bahamas ✳BS✳
        Bahrain ✳BH✳
        Bangladesh ✳BD✳
        Barbados ✳BB✳
        Belarus ✳BY✳
        Belgium ✳BE✳
        Belize ✳BZ✳
        Benin ✳BJ✳
        Bermuda ✳BM✳
        Bhutan ✳BT✳
        Bolivia ✳BO✳
        Bosnia and Herzegovina ✳BA✳
        Botswana ✳BW✳
        liazil ✳li✳
        liitish Virgin Islands ✳VG✳
        liunei Darussalam ✳BN✳
        Bulgaria ✳BG✳
        Burkina Faso ✳BF✳
        Burundi ✳BI✳
        Cambodia ✳KH✳
        Cameroon ✳CM✳
        Oman ✳OM✳
        Canada ✳CA✳
        Cape Verde ✳CV✳
        Cayman Islands ✳KY✳
        Central African Republic ✳CF✳
        Chad ✳TD✳
        Chile ✳CL✳
        Colombia ✳CO✳
        Comoros ✳KM✳
        Congo ✳CG✳
        Cook Islands ✳CK✳
        Costa Rica ✳CR✳
        Croatia ✳HR✳
        Cuba ✳CU✳
        Cyprus ✳CY✳
        Czech Republic ✳CZ✳
        Democratic Republic of the Congo ✳CD✳
        Denmark ✳DK✳
        Djibouti ✳DJ✳
        Dominica ✳DM✳
        Dominican Republic ✳DO✳
        Egypt ✳EG✳
        El Salvador ✳SV✳
        England ✳UK✳
        Equatorial Guinea ✳GQ✳
        Eritrea ✳ER✳
        Estonia ✳EE✳
        Ethiopia ✳ET✳
        Ecuador ✳EC✳
        Falkland Islands ✳FK✳
        Faroe Islands ✳FO✳
        Federated States of Micronesia ✳FM✳
        Fiji ✳FJ✳
        Finland ✳FI✳
        Former Yugoslav Republic of Macedonia ✳MK✳
        France ✳FR✳
        French Antilles ✳FR-AN✳
        French Guiana ✳GF✳
        French Polynesia ✳PF✳
        Gabon ✳GA✳
        Gambia ✳GM✳
        Georgia ✳GE✳
        Germany ✳DE✳
        Ghana ✳GH✳
        Gilliatar ✳GI✳
        Great liitain ✳UK✳
        Greece ✳GR✳
        Greenland ✳GL✳
        Grenada ✳GD✳
        Guam ✳GU✳
        Guatemala ✳GT✳
        Guinea ✳GN✳
        Guinea Bissau ✳GW✳
        Guyana ✳GY✳
        Haiti ✳HT✳
        Honduras ✳HN✳
        Hong Kong ✳HK✳
        Hungary ✳HU✳
        India ✳IN✳
        Indonesia ✳ID✳
        Iraq ✳IQ✳
        Ireland ✳IE✳
        Islamic Republic of Iran ✳IR✳
        Israel ✳IL✳
        Italy ✳IT✳
        Ivory Coast ✳CI✳
        Jamaica ✳JM✳
        Japan ✳JP✳
        Jordan ✳JO✳
        Kazakhstan ✳KZ✳
        Kenya ✳KE✳
        Kiribati ✳KI✳
        Kosovo ✳KS✳
        Kuwait ✳KW✳
        Kyrgyzstan ✳KG✳
        Lao People & Democratic Republic ✳LA✳
        Latvia ✳LV✳
        Lebanon ✳LB✳
        Lesotho ✳LS✳
        Liberia ✳LR✳
        Libya ✳LY✳
        Liechtenstein ✳LI✳
        Lithuania ✳LT✳
        Luxembourg ✳LU✳
        Macao ✳MO✳
        Madagascar ✳MG✳
        Malawi ✳MW✳
        Malaysia ✳MY✳
        Maldives ✳MV✳
        Mali ✳ML✳
        Malta ✳MT✳
        Marshall Islands ✳MH✳
        Mauritania ✳MR✳
        Mauritius ✳MU✳
        Mexico ✳MX✳
        Monaco ✳MC✳
        Mongolia ✳MN✳
        Montenegro ✳ME✳
        Montserrat ✳MS✳
        Morocco ✳MA✳
        Mozambique ✳MZ✳
        Myanmar ✳MM✳
        Namibia ✳NA✳
        Nauru ✳NR✳
        Nepal ✳NP✳
        Netherlands ✳NL✳
        Netherlands Antilles ✳AN✳
        New Caledonia ✳NC✳
        New Zealand ✳NZ✳
        Nicaragua ✳NI✳
        Niger ✳NE✳
        Nigeria ✳NG✳
        Niue ✳NU✳
        Northern Mariana Islands ✳MP✳
        Norway ✳NO✳
        North Korea ✳KP✳
        Pakistan ✳PK✳
        Palau ✳PW✳
        Palestine ✳PS✳
        Panama ✳PA✳
        Papua New Guinea ✳PG✳
        Paraguay ✳PY✳
        People’s Republic of China ✳CN✳
        Peru ✳PE✳
        Phillipines ✳PH✳
        Poland ✳PL-
        Portugal ✳PT✳
        Puerto Rico ✳PR✳
        Qatar ✳QA✳
        Republic of Moldova ✳MD✳
        Reunion ✳RE✳
        Romania ✳RO✳
        Russian Federation ✳RU✳
        Rwanda ✳RW✳
        Saint Kitts and Nevis ✳KN✳
        Saint Lucia ✳LC✳
        Saint Vincent and the Grenadines ✳VC✳
        Samoa ✳WS✳
        San Marino ✳SM✳
        Sao Tome and Principe ✳ST✳
        Saudi Arabia ✳SA✳
        Scotland ✳SCT✳
        Senegal ✳SN✳
        Serbia ✳RS✳
        Seychelles ✳SC✳
        Sierra Leone ✳SL✳
        Singapore ✳SG✳
        Slovakia ✳SK✳
        Slovenia ✳SI✳
        Solomon Island ✳SB✳
        Somalia ✳SO✳
        South Africa ✳ZA✳
        South Korea ✳KR✳
        South Sudan ✳SS✳
        Spain ✳ES✳
        Sri Lanka ✳LK✳
        St. Pierre and Miquelon ✳PM✳
        Sudan ✳SD✳
        Suriname ✳SR✳
        Swaziland ✳SZ✳
        Sweden ✳SE✳
        Switzerland ✳CH✳
        Switzerland ✳CH✳
        Syrian Arab Republic ✳SY✳
        Taiwan ✳TW✳
        Tajikistan ✳TJ✳
        Thailand ✳TH✳
        Timor-Leste ✳TL✳
        Togo ✳TG✳
        Tokelau ✳TK✳
        Tonga ✳TO✳
        Trinidad and Tobago ✳TT✳
        Tunisia ✳TN✳
        Turkey ✳TR✳
        Iceland ✳IS✳
        Turkmenistan ✳TM✳
        Turkmenistan ✳TM✳
        Turks and Caicos Islands ✳TC✳
        Tuvalu ✳TV✳
        Uganda ✳UG✳
        Ukraine ✳UA✳
        United Arab Emirates ✳AE✳
        United Arab Emirates ✳AE✳
        United Republic of Tanzania ✳TZ✳
        United States of America ✳US✳
        Uruguay ✳UY✳
        US Virgin Islands ✳VI✳
        Uzbekistan ✳UZ✳
        Vanuatu ✳VU✳
        Vatican City State ✳VA✳
        Venezuala ✳VE✳
        Vietnam ✳VN✳
        Wales ✳WLS✳
        Wallis and Futuna ✳WF✳
        Western Sahara ✳EH✳
        Yemen ✳YE✳
        Zambia ✳ZM✳
        Zimbabwe ✳ZW✳

Itulah kode-kode Negara yang bisa digunakan untuk penambahan Bendera pada BlackBerry Messenger. Selain itu, Jaka juga punya cara agar kamu bisa dapat Stiker BBM Gratis.

Referensi: https://m.facebook.com/elang/photos/a.232187223607710.1073741828.232028993623533/318117705014661/?type=1&source=46.com

Sabtu, 09 Agustus 2014

Cara Bikin Status BBM Warna Warni

Cara Bikin Status BBM Warna Warni


 Jika kamu adalah pengguna BBM, tentunya kamu pernah melihat update dari seseorang dengan menggunakan gaya tulisan yang unik dan aneh, seperti menggunakan tulisan dengan huruf tebal sampai karakter-karakter unik lainnya.
Kali ini, Jaka akan bahas bagaimana agar kamu dapat membuat update status BBM terlihat lebih berwarna. Hal ini tentu bisa menjadikan Profil BBM kita menjadi lebih menarik daripada yang lain.
Penasaran? Berikut langkah-langkahnya
  • Buka BBM kamu, lalu masuk ke kolom Update status
  • Ketik <font color="red">Status BBM Kamu</font>, Kata red bisa dirubah sesuai dengan warna yang kamu inginkan. Blue, Red, Purple, Yellow
  • Untuk melihatnya, Kamu bisa pergi ke Tab updates, Maka akan tampil status kamu yang berwarna-warni seperti dibawah ini
Pada dasarnya, Kolom update status BBM ini dapat menerima Tag Property HTML, Jadi kamu bisa menambahkan properti teks HTML sesuka kamu. Berikut beberapa contoh properti HTML yang bisa kamu gunakan
  • <b>Status BBM Kamu</b> (fungsi: membuat huruf menjadi tebal)
  • <i>Status BBM Kamu</i> (fungsi: membuat huruf menjadi miring)
  • <h1>Status BBM Kamu</h1> (fungsi: membuat huruf menjadi heading 1 / besar)
  • <h1 color="red">Status BBM Kamu</b> (fungsi: membuat huruf besar dengan warna merah)
Like Facebook Page, Follow Twitter atau add Google + JalanTikus untuk terus mendapatkan informasi terbaru seputar teknologi dan download software terbaru untuk PC dan Apps Android dengan Gratis, Aman dan Cepat.

Sumer: JalanTikus.com 

NU Minta Pemerintah Tegas Sikapi ISIS

NU Minta Pemerintah Tegas Sikapi ISIS

NU Minta Pemerintah Tegas Sikapi ISIS




Jakarta, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menolak keberadaan Islamic State of Iraq and Syam (ISIS) di Indonesia dan meminta pemerintah bersikap tegas terkait dengan perkembangan tersebut.

“Gerakan ISIS mengancam keutuhan NKRI, bertentangan dengan jiwa Pancasila, dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Oleh karena itu, Indonesia harus menolak berdirinya ISIS, yang jelas membahayakan keselamatan bangsa dan mengancam keutuhan negara,” katanya dalam konferensi press di gedung PBNU, Jum’at (8/8).

Ia menilai, pemerintah selama ini telah melakukan pembiaran terhadap kelompok Islam garis keras, yang memiliki potensi besar melakukan gerakan radikal karena itu, ketegasan sikap saat ini sangat diperlukan.

Kiai Said mengatakan, kemunculan kelompok ISIS ini nyata-nyata sudah menimbulkan fitnah yang memperkeruh kehidupan umat Islam serta hubungan antar-umat beragama di Indonesia.

“Karena kelompok ini bukan hanya memperjuangkan gagasan politik negara/khilafah Islamiyah, tetapi memperjuangkan paham yang tidak sesuai dengan paham Islam Ahlussunnah wal jamaah.”

Ia menambahkan “NU berpegang teguh pada keyakinan bahwa Islam adalah agama yang menjunjung tinggi kedamaian dan bukan agama kekerasan. Agama Islam, tidak mentolerir kekerasan. Justru, agama Islam merupakan agama yang memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dan menjunjung kasih sayang.”

“Sifat dasar Islam tersebut nyata-nyata bertolakbelakang dengan cara-cara yang dilakukan ISIS, yang melakukan kekerasan sampai membunuh ulama yang tidak sejalan dengan ISIS,” tambahnya.

Selanjutnya, berkaitan dengan gagasan mendirikan daulah Islamiyyah. Kiai Said yang menyesaikan doktornya di Universitas Ummul Quro Makkah menjelaskan bahwa Nabi Muhammad tidak pernah memproklamirkan berdirinya negara Islam, atau negara Agama.

“Nabi Muhammad berjuang untuk menguatkan sistem negara Madinah, negara yang berkeadaban. Platformnya adalah tamaddun, bukan Islam, bukan pula suku. Karena penduduk Madinah ada yang muslim dan ada yang non-muslim, ada dari suku Arab dan ada non-Arab. Justru di tengah masyarakat Madinah yang majemuk, Rasulullah membuat konstitusi yang sekarang dipandang bersifat modern yang di dalamnya berisi kesepakatan yang dikenal dengan Piagam Madinah (Shahifah al Madinah) pada 622 Masehi.”

Dalam konsep Piagam Madinah tersebut seluruh penduduk yang ada disamakan di muka hukum, aturan serta hak dan kewajibannya, meski mereka berbeda-beda dalam hal keyakinan agama, suku, dan berbeda rasnya.

“Artinya, umat Islam sesuai dengan wilayah kebangsaannya masing-masing boleh membentuk negara yang sejalan dengan contoh dari Rasulullah tersebut, dan tidak wajib mendirikan negara yang secara formal Islam seperti yang diperjuangkan kelompok ISIS ini. Bagi NU, NKRI berdasarkan Pancasila sudah sesuai dengan negara berdasarkan Piagam Madinah,” tegasnya.

Ia juga menyatakan bahwa ISIS sudah ditolak oleh semua Ulama Internasional, semisal Syech Yusuf al-Qardhawi dan Syech Wahbah Zuhaili, dua ulama Timur Tengah terkemuka.

Hal yang masih menjadi pertanyaan adalah, “Kenapa ISIS muncul ketika Israel menggempur Gaza? Yang nyata-nyata telah memecah perhatian umat Islam terhadap perjuangan dan pembelaan terhadap rakyat Palestina. Ini pertanyaan strategis yang perlu dikaji mendalam dengan riset dan investigasi.” (mukafi niam)

Sumber: NU OnlineJumat, 08/08/2014 17:29

Halal Bihalal, Mengurai Kekusutan Persaudaraan


Halal Bihalal, Mengurai Kekusutan Persaudaraan

Cirebon, Istilah halal bihalal banyak digunakan masyarakat Indonesia saat berkumpul dengan sanak saudara dan kerabat seusai perayaan Idul Fitri. Meskipun mengandung unsur bahasa Arab, kata halal bihalal tidak ditemukan dalam kamus Arab modern maupun klasik.

“Halal bihalal hanya merupakan penyebutan khusus terhadap sebuah tradisi yang dikembangkan secara mandiri  oleh masyarakat muslim Indonesia, dengan makna menguraikan kekusutan tali persaudaraan,” ungkap KH Niamillah Aqil, pengasuh Pondok Pesantren Kyai Haji Aqiel Siroj (Khas) Kempek Cirebon pada acara Halal Bihalal Ke-9 Ikatan Santri dan Alumni Astanajapura (Istajap) di Halaman Madrasah Diniyah Wathoniyah Desa Rawaurip Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon, Sabtu (2/8) malam.

Kiai Niam melanjutkan, kata halal bihalal bisa disasarkan pada asal bahasa halla-yahallu-hallan, dengan makna terurai atau terlepas. Dengan arti, halal bihalal merupakan sebuah media untuk mengurai kekusutan hubungan persaudaraan dengan saling memaafkan pada saat hari raya Idul Fitri.

“Misal saja, selama setahun sebelum Idul Fitri di tengah-tengah kita terjadi kesalahpahaman, atau banyak kesalahan-kesalahan lain yang dilakukan secara sengaja maupun tidak di antara sesama, maka halal bihalal ini adalah waktu untuk menguraikan keruwetan yang tentu mengganjal hati tersebut. Dengan cara meminta maaf dan juga memaafkan,” jelasnya.

Sedangkan mengapa istilah halal bihalal hanya berlaku setelah Idul Fitri, Kiai Niam menambahkan, hal tersebuut juga karena memiliki hubungan kuat dengan makna lafal Idul Fitri, yakni perayaan kembalinya manusia pada kesucian.

“Idun berarti suatu perayaan yang diulang-ulang, sedangkan fitri bermakna suci. Maka Idul Fitri merupakan perayaan kembalinya manusia terhadap kesucian yang itu hanya bisa diraih dengan memperoleh ampunan dari Allah swt, dan mendapatkan maaf dari sesama manusia,” ujar Kiai Niam.

Selain Kiai Niam,  hadir pula KH Muhammad Bin ja’far yang menyampaikan sambutan atas nama Pimpinan Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon. Menurut Obid Qobidurrizki, Ketua Panitia, acara yang dihadiri ratusan santri, alumni dan warga setempat ini merupakan sebuah wahana siaturrahmi sekaligus media syiar kepesantrenan secara langsung di tengah-tengah masyarakat. (Sobih Adnan/Mahbib)

Sumber: NU Online (Senin, 04/08/2014 18:00)

Perbedaan Ketupat Dulu dan Sekarang

Perbedaan Ketupat Dulu dan Sekarang

Cirebon, Setiap tamu yang berkunjung sowan terlebih dahulu dipersilakan untuk mencicipi ketupat lengkap dengan lauk pauknya. Ketupat yang tersaji biasanya sudah dipotong dadu, tinggal disiapkan ke dalam piring, kemudian  diguyur lauk pauk berupa opor ayam, rendang sapi, empal kambing, atau sekadar tumis daun singkong, sesuai selera.

Begitulah lazimnya suasana perayaan ketupat yang dilaksanakan setiap enam hari usai Idul Fitri di Pesantren Buntet Cirebon, orang-orang di sekitar menyebutnya “Raya Kupat”, sebuah perayaan bagi mereka yang telah secara mulus menunaikan puasa sunah bulan Syawal genap hingga sepekan.

“Dulu memang sebagai syukuran usai melaksanakan puasa sunah Syawalan selama seminggu, tapi sekarang lebih dititikberatkan ke media silaturahmi, barangkali saat Idul Fitri belum sempat berjumpa sanak-famili,” ungkap KH Hasanuddin Busyrol Karim, salah satu Pengasuh Pesantren Buntet Cirebon saat ditemui NU Online di kediamannya, Senin (4/8).

Kiai Hasan mengisahkan, ada bedanya ketupat zaman dulu dan masa sekarang. Konon katanya, dulu ketupat yang disajikan merupakan hasil tirakat dari para pembuatnya. Untuk menyelesaikan satu paket sajian yang akan disuguhkan pada hari raya ketupat, si pembuat bisa menghabiskan paling tidak dua minggu bahkan sebulan dalam menganyam daun kelapa yang biasa disebut janur tersebut.

“Orang-orang yang menganyam tak lupa sambil membaca selawatan, targetnya, saat pekerjaan selesai selawat yang dibaca sudah sekian puluh ribu,” katanya.

Tapi saat ini, lanjut Kiai Hasan, proses pembuatan ketupat dengan cara seperti itu tampaknya sudah sulit ditemukan lagi. Ada beberapa hal yang dianggap sebagai penyebabnya, di antaranya adalah sudah jarang sekali santri yang pandai menganyam ketupat, yang kedua, sudah banyak penjaja wadah ketupat yang dinilai lebih praktis.

“Meskipun begitu, tradisi raya ketupat ini ya penting untuk dipertahankan. Berkahnya jelas masih ada. Karena tradisi ini diajarkan oleh para Wali Songo, khususnya Kanjeng Sunan Gunung Jati,” jelas Kiai Hasan.

Selain itu, ketupat, menurut Kiai Hasan, bisa disasarkan pada asal bahasa Jawa “lepat” dengan makna salah atau kesalahan. Artinya, melalui perayaan ketupat, masyarakat diharap bisa menguatkan silaturrahmi dengan mengakui kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan baik secara sengaja maupun tidak.

Selain di Pesantren Buntet, beberapa pesantren lain di Cirebon juga secara serentak menggelar perayaan yang sama, sebut saja Pesantren Gedongan, Kempek, Babakan, Balerante, Arjawinangun, bahkan di Keraton Kasepuhan dan Kanoman Cirebon. (Sobih Adnan/Mahbib)

Sumber: NU Online (Kamis, 07/08/2014 07:17)

Selasa, 05 Agustus 2014

Graffiti Simbol ISIS Muncul, NU Rapatkan Barisan


Graffiti Simbol ISIS Muncul, NU Rapatkan Barisan

Sukoharjo. Graffiti simbol  Islamic  State Iraq  and  Syria (ISIS) banyak bertebaran di sekitar Desa Cemani, Grogol, Sukoharjo Jawa Tengah. Sejumlah graffiti berisi dukungan terhadap ISIS ditemukan di tembok-tembok kompleks pabrik cat Avian, Cemani. Perempatan Pabrik Konimex, Jl Sidoluhur  Cemani. Perempatan Jl R Gathutkaca Rt 05/17, Cemani, serta di Jembatan Cemani Grogol, sekitar 200 meter ke arah Pondok Pesantren  Al-Mukmin Ngruki.

Menurut Darmi (57) Penjual Nasi Bungkus di Jl Sidoluhur Cemani, graffiti di dekat warungnya sudah ada sejak tiga (3) bulan lalu. “Tulisan tulisan itu ada sejak tiga (3) bulan lalu mas,” kata Darmi, warga Cemani Selasa (5/8).

Lebih lanjut Darmi menjelaskan, pelaku pembuat graffiti itu sebanyak tiga (3) orang, dengan ciri-ciri satu berjenggot dengan memakai pakaian shalat warna putih, pakai sarung selutut. Sedangkan dua (2) orang lainnya memakai celana selutut alias celana cingkrang.

“Sekitar jam lima pagi, saya mau beres beres warung. Eh ada tiga (3) orang sedang ngecet tembok. Mereka juga tanya saya, buka warung Bu,” papar Darmi.

Sekretaris Nahdlatul Ulama (NU) Sukoharjo Lasimin menjelaskan, dirinya sudah tahu ada graffiti dukungan untuk ISIS. Ia berharap kepada warga NU, jangan mengikuti gerakan ISIS. Kedua, kepada aparat keamanan dan pemerintah Kabupaten Sukoharjo untuk melakukan langkah-langkah strategis, menjelaskan kepada masyarakat tentang keberadaan ISIS di Sukoharjo.

“NU menolak keberadaan ISIS di Sukoharjo,” tegasnya.

Sementera itu, Abdurrahiem pengasuh Pesantren Al-Mukmin Ngeruki menilai, bahwa graffiti ISIS merupakan ungkapan euforia sesaat anak-anak muda yang memimpikan Khilafah Islamiyah. “Mereka itu saya kira enggak tahu apa itu ISIS, serta bagaimana problematikanya di Irak,” papar putra Abu Bakar Ba’asyir.

Dikatakan, jika graffiti itu dikaitkan dengan dukungan kepada ISIS, ia menilai sangat prematur. Bahkan sangat tidak relevan dengan cita-cita penegakkan syariat Islam yang sesungguhnya.

Kapenrem 074/Warastratama Surakarta, Mayor (inf) Joko Nugroho menjelaskan, indikasi adanya pendukung ISIS di Solo Raya memang sudah terdeteksi. Saat ini masih melakukan pendalaman. “Berkaitan dengan ISIS, Korem masih melakukan pendalaman. Kalaupun ada titik terang, nanti bisa kami sampaikan,” papar Mayor (Inf) Joko Nugroho.

Grafiti ISIS juga muncul di tembok toko sebelum Pasar Karangpandan, Karanganyar dan di sepanjang jalur jalan Solo-Tawangmangu hingga jalan tembus Cemoro Sewu-Sarangan, Jawa Timur, Ahad (3/8).

Rupanya langsung mendapat respon dari beberbagai pengurus NU Karanganyar. Jamaluddin selaku ketua GP Ansor Karanganyar menyatakan bahwa pihaknya terus mendesak aparat pemerintahan segera bertindak tegas untuk mengusut aksi propaganda yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mencoba merongrong keutuhan NKRI. “Pokonya tetap kita rapatkan barisan dan kita dorong aparat segera bertindak,” ungkapnya kepada NU Online, Selasa (5/8).

Senada dengan pernyataan ketua Ansor tersebut, mantan ketua PCNU Karanganyar kiai Ahmad Hudaya menyatakan sebagaimana pernyataan Habib Novel yang minta agar ormas Islam tidak usah bergerak. “Tapi desak Pemda untuk mensikapi dengan tegas, kalau ada atribut terpasang, Pemda (satpol PP) harus merazianya”.

Sementara Jati Pramono sekertaris PCNU Karanganyar menghimbau agar warga Nahdliyin khususnya Karanganyar selalu menjaga persatuan dan kesatuan guna membentengi Karanganyar dari munculnya paham-paham radikal.

“Harus ada upaya untuk mempersatukan kiai dan jama’ah Nahdliyah di lingkungan Karanganyar, karena dengan upaya tersebut berarti kita tidak membiarkan pintu terbuka untuk aliran-aliran semacam itu.” (cecep choirul sholeh/ahmad rosyidi/mukafi niam)

Sumber: (NU Online : Selasa, 05/08/2014 20:55)

Jumat, 01 Agustus 2014

Uang Kampanye

Uang Kampanye

Desa Patemon bergejolak. Desa yang terkenal adem ayem dan religius itu mendadak geger. Usut punya usut ternyata penyebabnya adalah perihal pemasangan poster gambar salah satu caleg yang terpampang di depan masjid. Diiringi pula bendera partai yang mengusung dia terpasang di sepanjang pagar masjid.

Warga yang hilir mudik sehabis shalat shubuh di masjid mulai rasan-rasan membincangkan pemasangan poster caleg.

“Wah, masjid kita telah disusupi partai,” ujar salah seorang warga.    

“Iya itu... masak masjid yang seharusnya harus jadi tempat ibadah malah dijadikan tempat kampanye,” timpal yang lain.

Perbincangan seputar poster caleg semakin berkembang. Mereka bergerombol di warung seberang jalan masjid itu.

“Semalem ada mobil sedan dan mobil pick up yang parkir di dalam masjid,” ujar Mbok Nah, si pemilik warung.

Sambil melayani pembeli, Mbok Nah melanjutkan ceritanya.

“Sekitar jam sebelasan mereka keluar dari masjid. Mungkin sedang ada rapat. Pagi-paginya sudah kepasang gambar itu,” lanjut Mbok Nah sambil menunjuk poster caleg itu.

“Wah, nggak  beres ini,” sahut orang-orang yang mendengar cerita Mbok Nah.

Perbincangan pagi tentang poster caleg di warung Mbok Nah berkembang menjadi desas-desus yang terus bergulir di masyarakat Patemon. Dari mulut ke mulut berita itu menyebar dengan beragam isu yang semakin menarik, bombastis, dan simpang siur.

Dari beragam isu yang yang berkembang di tengah masyarakat, isu tentang pemberian bantuan yang menjadi topik utama.

“Yu, jarene masjid entok seket juta?” ujar Painem yang sedang mencuci baju di kali.

“Jare sopo awakmu, Nem?” jawab teman nyuci Painem yang berbunyi pertanyaan.

“Wong-wong iku, Yu.”

“Sak endi ake’e duwik sak mono iku yow?”  sahutnya dengan nada heran dan wajah melongo membayangkan seberapa banyaknya uang lima puluh juta.

Lain ibu-ibu lain pula bapak-bapak.

“Eroh nggak awakmu Sur?” teriak Parman dari atas pohon kelapa kepada Suryanto yang juga sedang nderes.

“Opo, Cak?”

“Masjid disogok seratus juta oleh salah satu caleg.”

“Oh.. tahu saya, Kang. Bahkan saya dengar nanti orang-orang sehabis shalat isya mau ngelurug  ke ketua ta’mir di masjid.”

“Wah rame berarti ntar malem, Sur?”

“Iya. Jangan sampai tidak hadir.”

***

Tidak seperti biasanya. Jamaah shalat isya di masjid malam itu nampak penuh. Yang biasanya hanya sak lonjor sebelah depan saja makmum yang jama’ah untuk malam itu sampai meluber ke belakang. Bahkan setelah shalat isya selesai semakin ramai warga yang berkunjung. Laki-laki perempuan, tua muda, semua tumplek blek  di pelataran masjid.

“Seperti ada pengajian maulid Nabi yang mubalignya dari luar kota saja,” komentar salah satu warga.

Setelah selesai shalat sunnah ba’da isya, sang imam yang juga ketua takmir masjid desa Patemon di kerubung oleh para jamaah. Sebelumnya Pak Haji Dul Hamid, si ketua takmir, kebingungan melihat jamaah yang begitu banyak, namun setelah dijelaskan oleh salah satu pengurus takmir yang lain akhirnya paham.

“Memang benar masjid mendapat bantuan sebesar lima puluh juta dari caleg yang posternya terpampang di depan masjid,” terang Haji Dul Hamid lansung pada pokok permasalahan.

“Huuu...” teriak para hadirin.

“Kenapa terus? Kan ini demi kebaikan masjid.”

“Begini Pak Haji. Sebelumnya saya mohon maaf. Bukankah hal demikian termasuk risywah alias suap menyuap,” ujar Durrahman, seorang ustad muda lulusan salah satu pondok terkemuka di Jawa Timur.

“Jangan berpikir terlalu jauh!” ujar Pak Haji.

“Jika boleh diumpamakan hal ini seperti penyu. Daging penyu itu haram karena hidup di dua alam, tapi telurnya halal kan?”

Hadirin mengangguk.

“Begitu pula politik. Memang mekanisme perpolitikan saat ini syubhat. Rentan dengan tindak korupsi, tapi uang yang diberikan oleh orang-orang partai kan belum tentu haram, iya kan? Persis kayak telur penyu tadi,” pungkas Pak Haji.

“Itu qiyas akal-akalannya Pak Haji,” tandas ustad muda tadi.

“Apa-apa yang diberikan dengan disertai sarat yang mengikuti selanjutnya dengan tujuan untuk menguasai salah satu pihak itu namanya  suap. Barangsiapa yang menyuap maupun yang disuap sama-sama akan masukkan neraka,” lanjutnya dengan menyitir salah satu hadist Nabi.

Suasan hening beberapa detik kemudian riuh kembali. Hadirin yang datang ke masjid terbelah dua, ada yang mendukung Pak Haji ada pula yang mendukung Ustad Muda.

“Nggak usah naif toh kita juga bayar pajak. Jadi kita berhak untuk mendapat kembali uang yang telah dikorup oleh para politikus-politikus itu,” ujar pendukung Pak Haji.

“Biarkan mereka saja yang masuk neraka, kita tidak usah ikut-ikutan masuk neraka,” sahut pendukung Ustad muda.

“Apa gunanya masjid mewah dan besar jika tidak semakin makmur, tapi malah tambah sepi karena dibangun dari uang yang tidak jelas halal haramnya,” lanjutnya.

Debat kusir semakin seru antar dua kelompok. Pendukung Pak Haji tetap bersikukuh dengan pragmatisme kontekstual, sedangkan kelompok ustad muda juga tetap berpegang teguh dengan pemahaman  keagamaannya yang idealis formalistis.

Tiba-tiba seorang pemuda bangkit lalu mencoba menenangkan massa untuk memberikan kesempatan pada dirinya sendiri  menagar dapat mengemukakan pendapat.

“Maaf sebelumnya, setelah saya membaca dalam kitab Ihya Ulumuddin, Imam Ghazali menjelaskan bahwa pemberian sesuatu oleh seorang atasan tidak pasti disebut dengan suap. Ada kriteria-kriteria tertentu yang menyebabkan demikian,” jelasnya.

“Apa itu?”

“Lebih lanjut Imam Ghazali menjelaskan jika pemberian tersebut dengan disertai harapan yang sifatnya tidak mengikat maka itu diperbolehkan, tetapi bagi  si penerima hukumnya adalah makruh syadidah.”  jawabnya.

“Berarti tidak haram dong?” tanya yang lain.

“Benar. Tapi itu bisa haram apabila ada ikatan perjanjian untuk memperoleh sesuatu. Maka hukumnya sama dengan risywah dan haram.”

“Berarti jika bantuan itu hanya bersifat sumbangan dan ada kampanye untuk mengimbau memilih salah satu calon maka hukumnya hanya makruh, tapi jika disertai dengan kontrak politik tertentu maka hukumnya haram, begitu?” tanya yang lain.

“Tepat. Sekarang tanyakan saja sama Pak Haji, apakah bantuan itu bersifat sumbangan saja ataukah ada kontrak politik untuk pemenangan salah satu calon?” tanya si Pemuda.

Pak Haji yang sejak tadi menyimak dengan seksama apa yang dikatakan oleh si pemuda tetap duduk tenang . Sebelum Pak Haji menjawab tiba-tiba hujan deras mengguyur lebat. Warga yang tadi banyak di luar berduyun-duyun masuk ke masjid untuk berteduh. Sayang yang di dalam masjid pun sibuk pula mencari tempat untuk berteduh karena banyak atap masjid yang bocor.

“Ehm..Ehm..Ehm..” Pak Haji berdehem tiga kali sebagai tanda menenangkan hiruk pikuk hadirin.

“Masjid kita sudah tua, banyak genteng yang sudah bocor dan tembok-temboknya telah banyak yang rontok. Tapi dengan kondisi perekonomian kita saat ini, sulit sekali rasanya untuk merenovasi hanya dengan mengandalkan iuran dari kita sendiri. Oleh karena itu, maka apalah salahnya jika kita menerima sumbangan parti politik untuk membangun masjid yang kita cintai ini,” terang Pak Haji diplomatis.

Warga terdiam mendengar curahan hati Pak Haji. Ketika urusan ekonomi dikedepankan tak ada lagi keteguhan prinsip. Seakan semua bertekuk lutut kepada uang. Argumentasi-argumentasi keagamaan harus berhenti jika dibenturkan dengan realita sosial-ekonomi.

Lambat laun seiring redanya hujan para pengujung sidang klarifikasi pemasangan poster caleg di depan masjid bubar satu persatu. Masjid pun menjadi sepi, hanya terdengar rintihan entah dari siapa asalnya, “Astagfirullahal adzim”

AYUNG NOTONEGORO, santri Pondok Pesantren Al-Anwari  Kertosri Banyuwangi, Jawa Timur. Aktif di Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Kecamatan Banyuwangi Kota. 

Sumber: (NU Online: Ahad, 15/12/2013 17:00)