Mimpi Gus Dur tentang Makam di Tengah Nusa
Banyak makam orang-orang terpilih yang kurang dikenal atau bahkan tidak diketahui keberadaannya sehingga tidak ada yang memelihara atau menziarahinya. Gus Dur boleh dikata seorang “pemburu dan penemu“ makam-makam orang suci penyebar Islam yang diabaikan sehingga pada akhirnya diziarahi banyak orang.
H Sulaiman, asisten Gus Dur menuturkan, suatu ketika diawal 1990-an, Gus Dur bermimpi agar ia menziarahi sebuah makam yang ada ditengah nusa dan diminta untuk datang pada tengah malam dan selanjutnya membaca istighfar sebanyak seribu kali.
Tentu saja, teka-teki makam di tengah nusa ini membikin penasaran dimana letaknya dan makam siapa gerangan didalamnya. Setelah mencari informasi sana-sini, ternyata yang dimaksud dengan makam di tengah nusa adalah makam Syeikh Panjalu yang lokasinya berada di pulau Nusa Gede di tengah Situ Lengkong yang merupakan wilayah di sebuah bukit berhawa sejuk di Ciamis Jawa Barat yang dikelilingi oleh beberapa gunung. Ketika itu, makam tersebut baru dikenal dilingkungan masyarakat lokal.
Karena suatu hal, Gus Dur belum bisa langsung berziarah ke sana, maka Sulaiman diperintahkan untuk berziarah dahulu sesuai dengan apa yang dimimpikan.
“Waktu itu disana masih sepi sekali, apalagi tengah malam, banyak sekali kelelawarnya. Juru kuncinya saja tidak berani,“ tuturnya.
Tetapi karena perintahnya seperti itu, ia memberanikah diri pergi di tengah malam buta, padahal juru kuncinya saja tidak berani masuk ke tengah pulau seluas 16 hektar yang dipenuhi pepohonan besar dan ribuan kelelawar.
Dzikir pun dibacakannya di tengah malam ditengah suasana dingin menusuk tulang dan ribuan kelelawar yang tak henti-hentinya berkelebat di atas kepalanya. Rasa takut dan khawatir terus membayanginya sampai doa terakhir dibacakan. “Setelah selesai, saya langsung saja pergi dengan perasaan merinding,“ katanya menggambarkan ketakutan yang dialaminya.
Setelah itu, Gus Dur pun meluangkan waktunya untuk berziarah ke sana dan memperkenalkan kepada masyarakat bahwa yang dimakamkan di pulau kecil tersebut adalah penyebar Islam di Ciamis yang juga seorang wali. Pelan-pelan, makam tersebut semakin ramai dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai daerah, termasuk rombongan tour Walisongo sampai saat ini.
Ketika menjadi presiden, Gus Dur membantu memperbaiki sarana dan prasarana di Panjalu sehingga semakin nyaman dikunjungi peziarah. Ia membangun pasar tradisional Panjalu, membangun dermaga dari Panjalu menuju pulau Nusa Gede, renovasi makam Syeikh Panjalu.
Jika ingin berziarah, lokasinya mudah dicapai baik dari Cirebon-Ciamis melalui Kuningan maupun dari Bandung-Tasikmalaya melalui Malangbong. Dari Kota Ciamis yang menjadi ibu kota kabupaten, jaraknya hanya sekitar 15 km.
Penulis: Mukafi Niam
By NU ONLINE
Terbitan Kamis, 29/03/2012 11:19)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar