Panasnya Masjid Kita (Bagian 2)
Di Antara Masjid Kita Ada Masjid Jenggot yang Bikin Sewot
Orang-orang di sekitar masjid kita ini barangkali tidak ingat lagi nama asli masjid itu. Mereka sudah terbiasa menyebut masjid kita yang eksklusif di kawasan Kalisari, Cijantung, Jakarta Timur, itu sebagai Masjid Jenggot.
“Gerbangnya sering dikunci, hanya dibuka kalau ada kegiatan kelompok mereka saja,” kata Kiai Sam, warga setempat, saat dihubungi merdeka.com Kamis pekan lalu. Mereka yang dimaksud adalah orang-orang berjenggot dengan setelan pakaian khas Pakistan disebut syarwal kamis dan celana cingkrang setinggi betis.
Orang-orang berjenggot ini, kata dia, merasa Islam yang mereka anut yang paling benar dan sesuai tuntunan Nabi Muhammad. Mereka mengklaim sebagai pengikut ulama-ulama salaf atau disebut kelompok salafi. Sebab itu, mereka suka menyebut bid’ah terhadap amalan-amalan ibadah yang tidak pernah dicontohkan Rasulullah Saw, seperti do’a dan dzikir tahlil.
Masjid kita yang serupa itu juga ada di Bekasi, Jawa Barat. Keberadaan golongan celana cingkrang itu membuat orang-orang berbeda aliran sewot. “Dulu kami biasa mengadakan maulud atau baca Yasin di masjid. Sejak mereka berkuasa di sana tidak bisa lagi,” ujar seorang ibu.
Seorang sesepuh setempat sering bersitegang atau cekcok dengan pengurus masjid kita (yang telah dikuasai mereka) karena menganggap amalan di luar kelompok mereka sebagai bid’ah atau sesat.
Ketua Lembaga Takmir Masjid Pengurus Besar Nahdatul Ulama Kiai Abdul Manan al-Ghani mengaku sangat prihatin dengan kelompok-kelompok berjenggot dan bercelana cingkrang itu. “Ini bagian dari penyebaran (pemahaman) Wahabi,” tuturnya saat dihubungi secara terpisah.
Miris sekaligus memalukan. Masjid kita kini tidak lagi menjadi alat pemersatu umat Islam. Bahkan sebaliknya, masjid kita telah berubah menjadi ajang memecah belah umat Islam. (Islam Institute – al/Faisal Assegaf/Merdeka.com)
Dikutip: Islaminstitute.com
By http://m.facebook.com/elang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar