Bukti Takfir kaum Wahhabi
terhadap kaum Muslimin:
Saturday, 12 April 2014
Muslimedianews.com ~ Bukti pengkafiran
Wahhabi terhadap umat Islam berikut ini dikutip
dari kitab Fadlaih al-Wahabiyah karya Syaikh
Fathi al-Mishri al-Azhari. (Baca bagian pertama:
Inilah Bukti Pengkafiran Wahhabi pada Umat
Islam ) . Berikut lanjutannya :
Para sahabat juga mendapatkan kritikan pedas
atau lebih tepat disebut “tuduhan yang tidak
beralasan” dari guru besar Wahabiyah yaitu Ibn
Taimiyah sebagaimana disebutkan dalam
kitabnya yang berjudul Iqtidha ash-Shirath al
Mustaqim, ia menentang kebiasaan Abdullah ibn
Umar yang sering dan selalu shalat di tempat-
tempat yang digunakan Rasulullah r shalat. Ibn
Taimiyah mengatakan: “Hal itu adalah penyebab
kesyirikan”.[1] Ibn Baz telah mengkafirkan
sahabat Bilal ibn al Haris al Muzani yang
mendatangi makam Rasulullah untuk tabarrukan
(ambil berkah) dan istighatsah ketika terjadi
kemarau panjang pada masa khalifah Umar.[2]
Salah seorang guru Wahabiyah di Madrasah al
Laits ibn Sa’d Yordaniyah juga mengkafirkan
Khalid ibn Zaid Abu Ayyub al Anshari, karena dia
meletakkan wajahnya di atas makam Nabi.
Muhammad ibn Utsaimin juga mengatakan
dalam kitabnya Liqa-ul bab al Maftuh bahwa al
Hafidz Ibn Hajar al Asqalani dan al Hafidz an
Nawawi bukanlah termasuk Ahlussunnah Wal
Jama’ah.
Pada hari Rabu tanggal 1/10/1997 Abdul Qadir
al Arnaud seorang Wahabi mengkafirkan seluruh
masyayikh Syam ia sampaikan pernyataan ini di
rumahnya di depan seorang dari keluarga al
Bazam dan keluarga Shaqar. Wahabiyah juga
mengkafirkan penduduk Abu Dabi, Dubai dan
Amman, mereka menyebutkan penduduk kota-
kota tersebut sebagai anjing-anjing neraka
Jahannam, orang-orang yang dzalim dan fasik
serta tidak ada alasan bagi mereka dalam
kekufurannya.[3]
Wahabiyah telah mengkafirkan satu setengah
milyar umat Islam al Asyairah dan al Maturidiyah
sebagaimana disebutkan dalam kata pengantar
Muhammad ibn Shalih al Fauzan pada kitab
yang berjudul at-Tauhid karya Ibn Khuzaimah, ia
mengatakan: “al Asyairah dan al Maturidiyah
adalah murid-murid al Jahmiyah dan Mutazilah
serta titisan golongan Mu’atthilah (yang berarti
menurut mereka kafir semua).”
Doktrin mereka bahwa golongan Asy’ariyah syirik
juga disebutkan dalam kurikulum resmi pelajaran
“at-Tauhid” tingkat Aliyah kelas 1 karya Shalih al
Fauzan terbitan Kementerian Pendidikan dan
Pengajaran Kerajaan Saudi Arabia tahun 1424 H
hal.66 dan 67, mereka katakan bahwa Asy’ariyah
dan al Maturidiyah syirik. Mereka juga sebutkan
bahwa orang-orang musyrik generasi awal
adalah kelompok Jahmiyah, Mu’tazilah dan
Asyairah.
Salah seorang syekh Wahabiyah yaitu Jasir al
Hijazi dalam sebuah kaset rekaman dengan
suaranya di sebuah situs internet mengatakan:
Shalahuddin al Ayyubi adalah seorang Asy’ari
dalam aqidahnya dan dia sesat.
Dia juga mengatakan: “Sesungguhnya para
sultan bani Utsmaniyah, dahulu mereka
mengajak manusia untuk menyembah kuburan”.
Pengkafiran ini disebabkan karena mereka
(dinasti Ustmaniyah) penganut Maturidiyah dan
ini berarti pengkafiran juga terhadap Sultan
Muhammad al Fatih.[4] Pengkafiran terhadap
Sultan Muhammad al Fatih sama saja dengan
menentang Rasul r karena beliau bersabda:
ﻟَﺘُﻔْﺘَﺤَﻦَّ ﺍﻟﻘِﺴْﻄَﻨْﻄِﻨِﻴَّﺔُ ﻓَﻠَﻨِﻌْﻢَ ﺍْﻷَﻣِﻴْﺮُ ﺃَﻣِﻴْﺮُﻫَﺎ ﻭَﻟَﻨِﻌْﻢَ
ﺍﻟﺠَﻴْﺶُ ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟﺠَﻴْﺶُ
Maknanya: “Konstantinopel benar-benar akan
tertakhlukkan, sebaik-baik pemimpin adalah
pemimpin perang ketika itu dan sebaik-baik
tentara adalah tentara tersebut”. (HR. Ahmad)[5]
dan yang menaklukkannya adalah Sultan
Muhammad al Fatih al Maturidi –semoga Allah
meridhoinya-.[6]
Dalam kitab syekh mereka Ibn Baz dengan judul
Fatawa fi al Aqidah, (kumpulan tulisan panduan
kepemimpinan penjagaan negara 191) Ibn Baz
mengatakan tentang orang-orang yang
beristighatsah dan bertawassul dengan para
Nabi dan para wali, bahwa mereka adalah
musyrik kafir tidak boleh menikah dengan mereka
dan tidak boleh masuk ke dalam mesjid al
Haram dan tidak boleh bermuamalah dengan
mereka secara islami meskipun mereka mengaku
tidak mengetahui hukum istighatsah dan
tawassul yang mereka lakukan. Jangan
diperlakukan mereka sebagaimana orang yang
bodoh tentang syara’ tapi perlakukan mereka
layaknya orang kafir.[7]
Syekh mereka (kaum Wahabi) di Maroko Ibn
Dawud al Khamali setelah ditahan oleh
pemerintah Maroko mengeluarkan pernyataan
bahwa sesungguhnya dia telah menghabiskan
waktu 10 tahun untuk mempelajari karya-karya
Ibn Taimiyah dan Ibn Qayyim al Jauziyah. Dia
mengkafirkan seluruh jama’ah. Dia tidak
berharap berpindahnya orang-orang Maroko dari
kekufuran pada Islam dan dia tidak shalat di
mesjid-mesjid yang ada di Maroko bahkan tidak
pernah shalat jum’at karena menurutnya shalat
jum’at tersebut dikerjakan di negara kafir.
Selama ini dia berusaha dan selalu mengajak
untuk melakukan pembunuhan, pengeboman dan
teror lainnya.
Di antara bukti bahwa Wahabiyah mengkafirkan
seluruh umat Islam adalah ceramah salah
seorang guru mereka di mesjid Nabawi setelah
shalat subuh tahun 1996: “Pada masa ini ¾
umat Muhammad telah kafir, karena mereka
mengatakan ya Muhammad ya Jailani”. Bukti
lainnya adalah perkataan Ahmad an Na’imi al
Halabi: “Tahun 1987 di Saudi Arabia di kota
Abha di masjid Jami’ asy-Syurthah pada hari
jum’at berdirilah seorang khatib Wahabi dan
mengatakan di atas mimbar berbicara di depan
orang-orang yang ada di dalam masjid: “Demi
Allah hanya kalianlah orang-orang Islam dan
tidak ada di timur dan juga di barat seorang
muslimpun kecuali kalian. Selain kalian,
seluruhnya adalah kafir musyrik dan dunia ini
baik timur maupun barat telah menjadi musyrik”.
Sa’id al Atibi seorang Wahabi mengatakan di
televisi al Jazirah pada bulan Agustus 2002:
“Apabila manusia tidak kembali dan berpegang
teguh dengan ajaran yang dibawa oleh
Muhammad ibn Abd al Wahhab maka mereka
tidak akan menang”. an-Na’imi mengatakan:
“Kemudian aku meragukannya dan aku berkata
kepadanya, satu setengah milyar umat Islam,
kalian mengkafirkannya dan mengkafirkan setiap
orang yang hidup sebelum Muhammad ibn Abdul
Wahhab, ini tentu tidak dapat diterima”.
Selain mengkafirkan seluruh umat Islam, mereka
juga menghalalkan membunuh umat Islam
lainnya, menyembelihnya dan mencuri hartanya,
sejarah menjadi saksi yang tidak terbantahkan.
Muhammad ibn Abdul Wahhab sebelum masuk
Hijaz mengatakan: “Kami pergi untuk memerangi
orang-orang musyrik, apabila mereka masuk
dalam dakwah kami maka mereka berhak
mendapatkan apa yang juga menjadi hak kami
dan bagi mereka kewajiban yang juga menjadi
kewajiban kami, dan apabila tidak maka mereka
adalah orang-orang musyrik darahnya halal.[8]
Kemudian mereka masuk ke Hijaz dan
membunuh umat Islam di Thaif, Makkah dan
Madinah dan masuk ke bagian selatan Yordania
dan membunuh umat Islam di sana. Sejak
munculnya tidak pernah tercacat dalam sejarah
bahwa mereka memerangi Yahudi dan orang-
orang kafir lainnya. Maka mereka pantas masuk
dalam sabda Rasululllah r pada kelompok
Khawarij, beliau bersabda:
ﻳُﻘَﺎﺗِﻠُﻮْﻥَ ﺃَﻫْﻞَ ﺍْﻹِﺳْﻼَﻡِ ﻭَﻳَﺪَﻋُﻮْﻥَ ﺃَﻫْﻞَ ﺍْﻷَﻭْﺛَﺎﻥِ
Maknanya: “Mereka membunuh umat Islam dan
membiarkan tidak memerangi penyembah
berhala”.[9]
Kelompok Wahabiyah juga mengatakan:
“Penduduk Makkah kafir karena mereka
menyembah Khadijah dan penduduk Madinah
kafir karena mereka menyembah Muhammad dan
Hamzah.”
(Dikutip dari kitab Fadhaih Al-Wahabiyah
karya Syaikh Fathi Al-Mishri Al-Azhari)
Catatan Kaki :
[1] Ibn Taimiyah, Iqtidha as Shirath al Mustaqim,
(Beirut: Dar al Ma’rifah), hal. 389-395
[2] Lihat catatan kaki Syarh Shahih al Bukhari,
(Beirut: Dar al Ma’rifah), juz. 2, hal. 95.
[3] Lihat kitab mereka yang berjudul Ijma’
ahlussunnah an Nabawiyyah ‘ala Mu’aththilah al
Jahamiyah, karya Abdul Aziz Ali Hamd
[4] Sultan Muhammad al Fatih, beliau adalah
Sultan Muhammad Khan ats-Tsani Ibn Sultan
Murad Khan at Tsani . Dilahirkan 835 H,
diangkat menjadi sultan setelah wafatnya sang
ayah ketika berumur 19 tahun 5 bulan. Beliau
adalah seorang sultan yang mulia yang sangat
kuat semangat jihad dan tawakkalnya pada
Allah. Beliau adalah sultan yang berhasil
menakhlukkan Konstantinopel, yang dengan
demikian beliaulah yang dimaksud Rasulullah
dalam hadits: “Konstantinopel benar-benar akan
ditakhlukkan, sebaik-baik pemimpin adalah
pemimpin yang menakhlukkannya dan sebaik-
baik tentara adalah tentaranya”. Beliau adalah
seorang sultan sekaligus seorang sufi yang
beraqidah Maturidi, wafat pada bulan Rabi’ul
Awal tahun 886 H.
[5] Diriwayatkan oleh al Imam Ahmad dalam
Musnadnya (Beirut: Maktabah Zuhair al
Syawisy), Juz. 4 hal. 335 dan al Hakim dalam
Mustadrak (Beirut: Dar al Ma’rifah), Juz. 4 hal.
422 dan dishahihkan serta disetujui
keshahihannya oleh al Dzahabi.
[6] Lihat biografi Sultan Muhammad al Fatih
dalam kitab al Jauhar al Tsamin fima Isytahara
Bain al Muslimin, (Beirut: Dar al Masyari’), hal.
406-409
[7] Lihat pernyataan Ibn Baz dalam kitab mereka
yang berjudul al ‘Aqidah al Shahihah wama
Yudhaduha, (Riyadh: Dar al Wathan), hal. 22
[8] Muhammad ibn Abdul Wahhab, Kasyfu al
Syubuhat, hal. 7
[9] Diriwayatkan al Bukhari dalam Shahihnya:
Kitab al Anbiya’: bab firman Allah surat Hud ayat
Sumber: Muslimmedianews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar