NU TGH Turmudzi Badruddin:
Sunday, 20 April 2014
Ellang Bass
Upaya-upaya untuk mendekati tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama terus dilakukan oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dengan melakukan kunjungan guna memperoleh dukungan terhadap apa yang mereka perjuangkan yakni penegakan Khilafah ala Hizbut Tahrir.
Tidak jarang, dalam kunjungan yang dilakukannya, HTI kerap kali memberikan kesan seolah-olah mereka didukung oleh orang-orang yang mereka kunjungi, meskipun hakikatnya mereka hanya bertamu. Sedangkan sebagai tuan rumah yang baik, memang selayaknya menerima tamu dengan baik sebagaimana adab dalam Islam.
Kunjungan yang dilakukan selanjutnya diposting didalam situs mereka dengan wajah-wajah bangga bisa berfoto bersama tokoh NU. Hal yang perlu dicermati adalah keterangan-keterangan yang kerap mereka berikan berkisar antara ; pro Khilafah, pro Syari'at saja, dan tidak ada komentar sama sekali.
Dilansir oleh situs resmi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) pada 16 April 2014, DPD I HTI Nusa Tenggara Barat yang terdiri dari Rozi Iskandar, Munasih, Sapto dan Wahyudi al Maroky berkunjung ke salah seorang Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Tuan Guru H. Turmudzi Badruddin (Pimpinan Ponpes Qomarul Huda – Lombok Tengah).
Rozi Iskandar merupakan orang HTI yang secara khusus ditugaskan untuk melakukan kontak pada ulama. Di HTI, ia menjabat sebagai Ketua Lajnah Kontak Ulama (Ketua LKU) HTI NTB.
Dalam kunjungan itu tidak ada keterangan yang berarti. Namun, situs HTI salah dalam penulisannya yakni "Muhtasyar PBNU" sedangkan yang benar adalah Mustasyar PBNU.
Konferensi Khilafah HTI 2007
Tuan Guru H. Turmudzi Badruddin adalah salah satu ulama Aswaja yang berhasil di lobi oleh HTI untuk menjadi pembicara pada Konferensi Khilafah Internasional 12 Agustus 2007 di Gelora Bung Karno Jakarta.
Saat itu, tokoh NU yang juga di lobi adalah KH. Hasyim Muzadi. Bahkan HTI dalam berbagai selebaran dan buletin Jum'at yang diedarkan menyebutkan bahwa KH Hasyim Muzadi akan memberikan orasi bersama dengan tokoh-tokoh Islam lainnya, meskipun ada penjelasan bahwa status kedatangannya masih dalam konfirmasi. Akan tetapi KH. Hasyim Muzadi memastikan dirinya tidak akan hadir.
"Saya tak akan datang karena Nahdlatul Ulama dengan Hizbut Tahrir Indonesia memiliki perbedaan pandangan dalam konsep kebangsaan dan keindonesiaan," tuturnya, sebagaimana dilansir oleh situs NU Online pada Juli 2007.
Konferensi Khilafah HTI 2007 itu juga diwarnai dengan kelakukan kotor HTI yaitu mencatut logo NU. Dalam spanduk yang dibentangkan di acara tersebut, terdapat logo NU dan tulisan "Warga Nahdliyyin Rindu Khilafah. (Baca: Kebohongan HTI atau Lihat video : http://www.youtube.com/watch?v=Q8xvXf7uHeM). Selamanya, ini akan menjadi sejarah hitam Hizbut Tahrir Indonesia.
Beberapa tokoh lain juga di undang oleh HTI seperti Adhyaksa Dault (saat itu menjabat sebagai Menpora ), H Amien Rais, Ust. Abu Bakar Ba’asyir serta alm. KH Zainuddin MZ. Namun mereka tidak hadir. Adapun yang hadir adalah Ust. Abdullah Gymnastiar (AA Gym), Ketua Umum PP Muhamamdiyah Prof. Din. Syamsuddin, KH Ahmad Thahlon (MUI Sumsel), Ust. Muhammad Arifin Ilham dan KH Amrullah Ahmad (Ketum Syarikat Islam).
AA Gym hadir hanya untuk memenuhi undangan dari muslim (HTI) sebab menurutnya, undangan dari non-muslim saja dirinya hadir, apalagi undangan dari sesama muslim.
Sedangkan Prof. Din Syamsuddin walaupun hadir dalam Konferensi Khilafah tersebut, bukan berarti mendukung perjuangan Khilafah-HTI. Sikap Din Syamsuddin sama seperti AA Gym. Ketum PP Muhammadiyah itu mengatakan, kita harus bersikap adil pada saudara sendiri. ''Saya sering hadir pada acara Buddha dan Konghocu, masak diundang saudara sendiri tidak,'' jawabnya sebagaimana dilansir situs Suaramerdeka.com, 2007.
Ole: Ibnu Manshur
Sumber: Muslimmedianews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar