Hikmah
(Jumat, 18/04/2014 05:01)
Keteguhan Masyitah Mempertahankan
Keimanan:
Kisah tentang keteguhan seorang wanita yang
bernama Masyitah dalam mempertahankan
keimanannya ini begitu masyhur. Masyitah
adalah seorang pelayan di kerajaan Fir’aun.
Dia bertugas melayani putri Fir’aun.
Secara diam-diam, rupanya Masyitah telah
mengikuti ajaran Nabi Musa a.s. Ia
menyembunyikan keyakinannya, sebab Fir’aun
akan bertindak kejam kepada siapapun yang
mengikuti ajaran Nabi Musa a.s.
Hingga suatu hari, ketika Masyitah menyisir
rambut putri Fir’aun, dia mengucap kalimat
basmalah sehingga putri Fir’aun
mendengarnya. Sang putri pun mengadukan
peristiwa ini kepada ayahnya. Masyitah
dipanggil untuk menghadap Fir’aun.
“Hai Masyitah, kudengar dari puteriku kamu
dan seluruh keluargamu telah mengikuti ajaran
Musa dan Harun! Benarkah berita itu?” tanya
Fir’aun.
“Benar! aku dan seluruh keluargaku telah
menjadi pengikut Musa. Ketahuilah, tiada tuhan
yang berhak disembah kecuali Allah! termasuk
dirimu!”
Mendengar hal itu, Fir’aun menjadi murka.
“Baiklah, kalau kamu tetap pada pendirianmu.
Kamu dam keluargamu akan kumasukkan ke
kuali itu,” kata Fir’aun, sembari menunjuk ke
sebuah kuali besar berisi air mendidih.
“Azab Allah di akhirat lebih aku takutkan
daripada hukumanmu,” jawab Masyitah
mantap.
Maka, satu persatu keluarga Masyitah mulai
dimasukkan ke dalam kuali. Hingga pada
giliran anaknya yang masih bayi, iman
Masyitah mulai diuji dengan rasa sayang
seorang ibu.
Namun, di sini keajabian terjadi. Bayi Masyitah
tiba-tiba dapat bebicara. “Wahai Ibu!
Janganlah engkau ragu. Sesungguhnya engkau
di jalan yang benar. kelak kita akan berkumpul
lagi di dalam surga Allah yang penuh
kenikmatan,”
Mendengar perkataan tersebut, tanpa ragu lagi
Masyitah pun terjun bersama bayinya,
menemui Allah swt. sebagai seorang syuhada.
( Ajie Najmuddin /disarikan dari buku Membina
Akidah dan Akhlak)
Sumber: www.nu.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar