Kamis, 24 April 2014

Masjid Muhammad Ramadhan Jadi Masjid Raya Bekasi

Warga Senang Masjid Muhammad Ramadhan Jadi Masjid Raya Bekasi
Muslimedianews, Bekasi ~ Warga Pekayon, Bekasi, resah dengan kegiatan kajian agama yang sering diadakan di Masjid Muhammad Ramadhan. Mereka pun mengadukan hal tersebut kepada ormas yang berada di Bekasi.

Pengurus Masjid Muhammad Ramadhan, Dahlan, mengatakan, warga menganggap kajian agama yang dilakukan oleh bukan warga sekitar itu ekstrem.

"Kajian di masjid ini memang berbeda, tema-tema luas soal konflik agama di luar. Abu Bakar Ba'asyir sebelum ditangkap, dulu sering memimpin kajian itu. Nah, mungkin karena itu ada anggapan negatif soal masjid ini. Puncaknya kemarin warga protes," ujar Dahlan ditemui di halaman masjid, Rabu (23/4/2014).

Menurut Dahlan, pekan lalu, masjid sempat didatangi oleh dua ormas yang turut memprotes aktivitas masjid dengan mengatasnamakan warga. Protes tersebut pun sampai mendapat penjagaan dari polisi.

Akhirnya, Pemerintah Bekasi mengambil alih kepengurusan dan kepemilikan masjid. Menurut Camat Bekasi Selatan Abi Hurairah, pengambilalihan tersebut dilakukan karena dua hal. Pertama, lahan masjid menggunakan tanah fasum dan fasos milik pemerintah kota. Kedua, karena adanya keresahan warga akan aktivitas kajian agama yang dilakukan di masjid tersebut.

“Kecamatan Bekasi Selatan sedang menunggu SK Wali Kota tentang peresmian masjid yang dialihkan menjadi masjid raya. Itu keuntungan untuk warga, yaitu semua kebutuhan masjid seperti perawatan masjid atau sarana prasarana secara otomatis ditanggung oleh Pemkot Bekasi, jadi warga bisa lebih fokus beribadah," ujarnya.

Abi juga mengatakan, pengambilalihan ini memiliki dampak yang baik bagi warga karena masjid akhirnya dapat digunakan bersama-sama oleh seluruh warga. Warga Pekayon, Bekasi, resah dengan kegiatan kajian agama yang sering diadakan di Masjid Muhammad Ramadhan. Mereka pun mengadukan hal tersebut kepada ormas yang berada di Bekasi.

Pengurus Masjid Muhammad Ramadhan, Dahlan, mengatakan, warga menganggap kajian agama yang dilakukan oleh bukan warga sekitar itu ekstrem.

"Kajian di masjid ini memang berbeda, tema-tema luas soal konflik agama di luar. Abu Bakar Ba'asyir sebelum ditangkap, dulu sering memimpin kajian itu. Nah, mungkin karena itu ada anggapan negatif soal masjid ini. Puncaknya kemarin warga protes," ujar Dahlan ditemui di halaman masjid, Rabu (23/4/2014).

Menurut Dahlan, pekan lalu, masjid sempat didatangi oleh dua ormas yang turut memprotes aktivitas masjid dengan mengatasnamakan warga. Protes tersebut pun sampai mendapat penjagaan dari polisi.

Akhirnya, Pemerintah Bekasi mengambil alih kepengurusan dan kepemilikan masjid. Menurut Camat Bekasi Selatan Abi Hurairah, pengambilalihan tersebut dilakukan karena dua hal. Pertama, lahan masjid menggunakan tanah fasum dan fasos milik pemerintah kota. Kedua, karena adanya keresahan warga akan aktivitas kajian agama yang dilakukan di masjid tersebut.

“Kecamatan Bekasi Selatan sedang menunggu SK Wali Kota tentang peresmian masjid yang dialihkan menjadi masjid raya. Itu keuntungan untuk warga, yaitu semua kebutuhan masjid seperti perawatan masjid atau sarana prasarana secara otomatis ditanggung oleh Pemkot Bekasi, jadi warga bisa lebih fokus beribadah," ujarnya.

Abi juga mengatakan, pengambilalihan ini memiliki dampak yang baik bagi warga karena masjid akhirnya dapat digunakan bersama-sama oleh seluruh warga.

Masjid Muhammad Ramadhan Bekasi sering dijadikan sebagai tempat penyebaran paham radikal. Masjid yang dulunya tenang berubah menimbulkan keresahan para jamaah. Sebelumnya, masjid ini pernah diselenggarakan acara seminar terorisme oleh kelompok radikal.

Karena membuat gaduh masyarakat setempat beberapa waktu lalu masjid itu diambil oleh pemerintah bersama sejumlah ormas Islam seperti FBR, FPI, Foswan, serta seluruh warga sekitar. Umat Islam ahlussunnah wal jama'ah berhasil merebut kembali masjid mereka.

Sumber: Kompas
Muslimmedianews.com
Terbitan Thursday, 24 April 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar