Negeriku Negerimu Negeri Kita Bersama!
Ahlannawawi: ~ "Apa yang harus mesti diganti dari negeri ini? Bukankah Islam dinegeri kita telah menunjukkan Rahmatan lil 'Alamiin. Salah satu diantaranya; menciptakan moderat, toleran dan menghargai dalam hal perbedaan. Dalam Islam; "umat diwajibkan membeda-beda kan, tetapi akan baik bila menerima perbedaan. Kenapa? Karena perbedaan itu sudah barang tentu mengakui takdir-Nya."
Indonesia adalah negara kesatuan, yang didalamnya memiliki beberapa agama (keberagaman) yaitu; "Islam. Konghucu. Kristen. Budha dan Hindu." Itulah alasannya. Keberagaman itu bukan hanya ada di Indonesia tetapi dinegara lain pun ada. Memang mayoritas penduduk di Indonesia beragama Islam, tetapi kita juga harus memberikan keadilan untuk mereka. Karena mereka juga hidup di Indonesia. Bahkan di negeri kita ini ada juga pahlawan nasional dari tokoh agama lainnya.
Habib Luthfi berpesan: "Jangan pernah meremehkan keutuhan NKRI, wajib hukumnya menjaga, juga memberikan wejangan bahwa mencintai tanah air merupakan bagian dari pengamalan iman." Pesan ini disampaikan beliau dihadapan ribuan pengunjung sebelum memimpin Istighotsah dalam rangka hari ulang tahun Pangdam IV Diponegoro Dewa Ratna ke-63 di Markas Pangdam IV Diponegoro Dewa Ratna Slawi, Jum’at (12/4/13) malam. Istighotsah dan pengajian yang digelar oleh TNI dan pemerintah, merupakan pengejawantahan bahwa cinta NKRI sebagai harga mati dengan sungguh-sungguh, bukan hanya basa-basi.
Negara ini sebenarnya sudah negara Islam. Mengapa demikian? Karena mayoritasnya Islam. Lalu apalagi yang di inginkan?. Bukankah masyarakat Indonesia mayoritas Islam. Perhatikan saja; "Presiden dan Wapres kita muslim, para menteri, pejabat konglomerat, buruh dan pengusahanya kebanyakan muslim. Adakah para pemimpin yang melarang Sholat. Menyiarkan Islam, dan melarang adanya Pesantren?. Adakah dalam UUD-1945 memperbolehkan maksiat, mencuri, pembunuhan, perjinaan dan korupsi?. Adapun bila sebagian orang muslim atau non muslim yang melakukan maksiat, pembunuhan, mencuri dan korupsi itupun juga di beri sangsi hukuman. Bukankah pelarangan hal tersebut juga ada dalam aturan agama.
Di dalam Pancasila: Sila yang pertama; "Tuhan Yang Maha Esa." Mengapa di letakkan di posisi ke satu? Karena umat Islam meyakini; Tuhan Yang Maha Esa yang sesungguhnya tidak ada duanya. Memang di dalam butirannya ada suatu kalimat; "Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain." Kenapa? Ya karena agama Islam tidak memaksakan umat lain masuk ke dalam Islam. Namun setidaknya ulama kita sudah berusaha berdakwah kepada mereka. Adapun mereka belum juga masuk Islam, itu dikarenakan hidayah-Nya belum menyertainya.
Seumpamanya; "Bila ada sebagian umat islam dan para pemimpin dari golongan muslim, yang dimana ia suka berbuat salah. Persoalannya bukan karena penerapan NKRI. Pancasila dan UUD-1945. Mengenai hal itu; "Mendirikan negara Islam, dan ini sudah negara yang dikuasai Islam", yang kita perlukan adalah bagaimana cara membinahi masyarakatnya, bukan menggantikan NKRI dengan negara Khilafa. Itu sama saja akan mengancam ke-utuhan NKRI.
Perlu kita ketahui juga; "NKRI ini berdiri bukan karena kepribadian masing-masing atau individu." Bisanya NKRI ini ada karena adanya "persatuan dan kesatuan", yang di tolong para leluhur dan berkat Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kemerdekaan Indonesia ini adalah merupakan Rahmat-Nya, bukan rahmat dari Tuhan yang diyakini umat lain. Itupun kalau menurut umat Islam. Adapun bila ada sebagian kelompok yang mengatas namakan Islam, kemudian berusaha untuk memperpecah belah Bangsa ini. Menghilangkan NKRI. Paling tidak, dia harus bener-bener diperiksa otaknya. Sekiranya bisa sedikit tahu perjalanan NKRI ini dari masa penjajahan hingga masa kemerdekaan. Ada peristiwa apa-apa di masa ke masa itu.
NKRI di perjuangkan oleh "tokoh-tokoh Ulama. Nasional dan tokoh Masyarakat serta tokoh pemimpin umat lainnya." Beliau-beliau-lah yang merebut Indonesia ini dari "tangan-tangan para penjajah, bukan dengan rayuan atau kalimat puisi," melainkan dengan perjuangan yang berat. Disamping itu, dengan darah dan nyawa. Disisi lainnya; "Beliau beliau rela, yang meninggalkan keluarganya, anak dan Istrinya demi mengorbankan dirinya untuk Indonesia ini." Sehingga tercetuslah "Kemerdekaan pada 17-agustus-1945." Semenjak sudah merdeka Indonesia pun sewaktu itu masih belum juga aman, karena setelah keluarnya para penjajah dari negeri ini masih ada pemberontakkan-pemberontakan yang dilakukan sebagian kelompok dimasa itu.
Sebagaimana yang dilakukan PKI (Partai Komunis Indonesia) atau dengan julukkan partai terlarang: "Peristiwa ini mulai dinamakan Pemberontakan PKI Madiun. Bersamaan dengan itu terjadi penculikan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Madiun, baik itu tokoh sipil maupun militer di pemerintahan ataupun tokoh-tokoh masyarakat dan agama (khususnya para ulama). Masih ada kontroversi mengenai peristiwa ini. Sejumlah pihak merasa tuduhan bahwa PKI yang mendalangi peristiwa ini sebetulnya adalah rekayasa pemerintah Orde Baru (dan sebagian pelaku Orde Lama)."
Pada bulan Mei 1948 bersama Soeripno, Wakil Indonesia di Praha, Muso, kembali dari Moskwa, Uni Soviet. Tanggal 11 Agustus, Muso tiba di Yogyakarta dan segera menempati kembali posisi di pimpinan Partai Komunis Indonesia. Banyak politisi sosialis dan komandan pasukan bergabung dengan Muso. Antara lain; "Amir Sjarifuddin Harahap, Setyadjit Soegondo dan kelompok diskusi Patuk." Pada era ini aksi saling menculik dan membunuh mulai terjadi, dan masing-masing pihak menyatakan, bahwa pihak lainlah yang memulai: "Banyak reska perwira TNI, perwira polisi, pemimpin agama, pondok pesantren di Madiun dan sekitarnya yang diculik dan dibunuh." Nah! Pertanyaannya: "Maukah kita yang hidup dijaman sekarang ini harus kembali di masa itu? Tentunya tidak."
Oleh karena itu. "Tidaklah NKRI ini digantikan dengan yang lainnya atau negara Khilafa, karena hal itu akan menimbulkan pemecahan. Seharusnya kita bersyukur karena Allah telah memberikan kepercayaan-Nya terhadap kita dengan berdirinya NKRI ini. Ada baiknya kita membenahi Bangsa ini dari Kebodohan, dan mengembangkan Bangsa ini sesuai dengan perkembangan jaman. Lihat saja! negara iran yang mayoritas Islam sudah mampu menciptakan NUKLIR. Negara Jepang sudah canggih dengan alat teknologinya. Padahal di jepang itu minim umat muslimnya, dan masih banyak lagi negara lainnya yang maju."
Kemajuan Indonesia itu, persoalannya bukan hanya bergantung kepada pemimpinnya, bahkan juga bergantung pada rakyatnya. Oleh karenanya; "seharusnya kita memperkokoh bangsa ini agar rakyatnya bisa tetap bersatu. Maju melangkah bersama menuju masa depan yang lebih baik dari yang terbaik." Sebab, Negeri ini adalah negeriku dan juga negerimu dan juga negeri kita semua. "NKRI ini milik kita bersama bukan milik Teroris, bukan milik Khilafa dan sebagainya." Maka seharusnya: "NKRI dipertahankan dan Pemecah Belah di bubarkan, karena akan memprlemah pondasi Bangsa ini."
Ilustrasi/Penulis: Elang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar