Sekilas Cerita: "Ilmu yang di peroleh dari Alam"
Ahlannawawi: ~ "Sekilas cerita masa lalu sewaktu saya berumur 14 thn, dikala itu saya masih duduk di kelas 2 smp sekitar thn 2007. Pada saat itu aku tidak memfokuskan untuk memilih terus belajar di pendidikan formal melainkan di pendidikan alam."
Guruh saya yang pertama adalah sebuah perahu kecil yang bermuatan maksimal 8 ton. Ia (perahu) mengajarkanku ilmu tentang "kehidupan yang berkeseimbangan, dan memperkuat diri agar tidak tenggelam." Ia pun mengajarkanku tentang berlayar yang dimana jika seorang tak berpendirian layaknya "perahu yang terdampar ombak ataupun menerjang karang karang laut" ia juga mengajarkanku untuk berprinsip tinggi, karena jika lemah prinsipnya, maka seumpama "perahu yang nyasar apa yang ia tujuh" ia juga mengajarkanku. Tentang pondasi kehidupan, karena jika pondasi seorang itu lemah maka layaknya "perahu yang terbawa arus ombak" pondasi seorang muslim tidak lain beriman kepada sang Illahi.
Setelah perjalananku sampai di tempat tujuan (kota madia-pelabuhan maringgai yang ada di pulau sumatera provisi lampung) bersama dengan teman-teman.
Kemudian: "guruh saya yang kedua adalah temanku sendiri." ia mengajarkanku akan "bagaimana orang itu dapat dihargai orang lain maka setidaknya harus memiliki sikap sopan santun." Karena pada waktu itu, ketika saya saking asyiknya bergurau dengan teman yang lainnya, sampai lupa daratan. lalu guruh daripada temanku itu menegurku dengan kalimat "disini tidak sama dengangn di jawa, karena disini daerahnya masih angker, maka kamu jangan sembarangan ngomong apalagi berteriak teriak, karena penghuni daripada alam ghoib itu bisa saja marah" itulah ilmu daripada sopan santun yang saya peroleh.
Setelah hari hari yang telah saya lewati disana. Kemudian: "guru yang ke 3 adalah ikan," pernyataannya saya baru menemui ikan ikan yang tidak ada dijawa, kemudian ikan itu mengingatkan saya bahwa Allah Yang Maha Pencipta adalah benar.
Lanjut cerita: "guruh saya yang keempat adalah angin." Pada dasarnya tempat sandaran perahuku itu cuacanya memang panas, yang kemudian saya mencari tempat untuk tidur, yang saya dapati waktu itu adalah sebuah tempat "yang disitu banyak sebuah empang," dan disitu ada sebuah gubug kecil yang hanya ada atapnya saja. Disitulah saya tidur dan disitulah saya merasakan sejuk, karena disitu banyak angin. Tidak secara langsung kemudian saya berfikir. "Seandainya di dunia ini Allah tidak menciptakan angin maka tidak ada pernyataan sejuk, walaupun di dunia ini banyak pepohonan." lalu mana mungkin pepohonan itu dapat bergerak ranting-ranting dan dedaunnya jika tanpa adanya angin. Barulah saya sadar "Oh ternyata perbedaan yang Allah ciptakan adalah untuk saling melengkapi."
Singkat cerita: guruh saya yang kelima adalah sebuah kapal very, pada saat waktu perjalanan pulang ke jawa, kami masuk kekapal itu melalui bus yang ternyata sesak atau penuh dengan penumpang. Pada saat bus itu sudah masuk kekapal kamipun keluar, dan di wilayah kapal itu ternyata masih lega. Kemudian saya berfikir, "ternyata alam yang diciptakan Allah itu sangat luas sekali, walaupun banyaknya manusia, hewan dan tumbuhan," tetapi alam ini tidak juga penuh, lalu saya teringat sebagaimana yang dikatakan 'Asma-Ul-Husna' bahwa Allah "Yang Maha Luas dan Yang Maha Besar." Subhanallah! Kebesaran-Nya memang Maha Besar.
Kemudian guruh saya yang ke enam adalah waktu. Karena setelah saya sampai di rumah, saya merasa "waktu ko cepat sekali, padahal saya di perantauan hampir 17 hari," tetapi ko seperti sehari semalam, lalu saya berfikir, barulah saya sadar. oh ternyata memang benar apa yang dikatakan ustad. "bahwa hidup di dunia itu tidak kekal apalagi abadi dan hidup cuma sebentar waktunya."
"Itulah beberapa pengalaman saya yang masih saya ingat waktu itu, yang memilih berguruh kepada alam semesta ini."
Intellection: (elang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar