Minggu, 25 Januari 2015

Darimanakah Cinta Itu?

Darimanakah Cinta Itu?

Dalam tulisan ini, penulis mencoba hanya sekedar menuangkan pendapat dalam hal cinta atau terjalinnya hubungan cinta yang sering dianggap bahwa terjalinnya hubungan cinta datangnya dari pengorbanan atau perjuangan. Ada juga yang menggapnya,  bahwa terjalinnya hubungan cinta datangnya dari pendekatan atau yang sering disebut PDKT oleh kalangan anak muda masa kini.

Menurut pandangan penulis, kalau terjalinnya hubungan cinta datangnya dari hal-hal yang dimaksud diatas. Adapun kalau memang benar adanya, ini berarti cinta bukan karena jiwa atau hati.  Dengan kata lain, cinta tidak didasari dengan jiwa atau hati. Padahal, pengorbanan, perjuangan, atau pendekatan (PDKT), itu merupakan sebuah sarana usaha untuk mengambil hati seseorang yang dicintai. Ketika ia sudah berhasil mengambil hati seseorang yang dicintainya. Maka, akan melahirkan sebuah ikatan dari ke dua belah pihak laki-laki dan perempuan.  Sebuah Ikatan itu sendiri sering disebut Pacaran (hubungan cinta). Dari sini jelas adanya, bahwa ke tiga hal tersebut merupakan sarana usaha, atau sebab dan akibat.

Kalaupun benar adanya, cinta itu datangnya dari pengorbanan. Kenapa masih ada saja orang yang tidak berhasil atau sukses mengambil hati seseorang yang dicintai dalam pengorbanannya? Kalaupun cinta itu karena perjuangan. Kenapa masih ada saja orang yang memperjuangkan cintanya harus berdampak pada sebuah penyesalan? Kalaupun cinta itu datangnya dari pendekatan (PDKT). Kenapa masih ada saja orang yang gagal dalam hal ini? Oleh karena itu, dalam pandangan penulis cinta itu bukan datangnya dari pengorbanan, perjuangan, atau pendekatan (PDKT), melainkan cinta itu datangnya dari kesesuaian jiwa atau kecocokan hati sesuai karakter masing-masing.

Mereka yang melakukan pengorbanan, perjuangan, atau pendekatan untuk mendapatkan cintanya tersebut. Ini didasari karena hati, namun seseorang yang ia cintai belum menaruh hatinya kepadanya. Sehingga ia pun melakukan tiga hal tersebut. Akan tetapi, Selama ada pengorbanan, perjuangan, atau pendekatan, namun selama itu belum melahirkan kesesuaian jiwa atau kecocokan hati, atau belum dapat menaklukan hati seseorang yang ia cintai, maka selama itu tidak akan ada sebuah ikatan. Kecuali, bagi mereka yang hanya sekedar perselingkuhan. Oleh sebab itu, makanya kadang ada orang yang tidak berhasil memperjuangkan cintnya dengan tiga hal tersebut. Karena seseorang yang ia cintai tidak merasa cocok atau tidak sesuai dengan jiwa. Yang sering terjadi dalam hal ini adalah mereka yang di tolak mentah-mentah. 

Andai saja, masing-masing ke dua belah pihak sudah ada kesesuaian jiwa atau kecocokan hati. Mungkin dari salah satunya tidak harus melakukan pengorbanan, perjuangan, atau pendekatan. Tapi ada satu hal yang tidak bisa di pungkiri. Yaitu, harus ada dari salah satunya yang berani mengatakan: "Aku cinta kamu" atau "Aku sayang kamu". Dengan demikian , ini sebagai salah satu tanda bukti bahwa ia benar-benar ada cinta. Kalau tidak di ungkapkan misalnya, mana mungkin dari salah satunya bisa tahu tentang perasaannya tersebut. Kadang memang, perasaan itu tidak harus di ungkapkan secara kata-kata , bahkan bisa dilakukan dengan perilaku atau sebuah tindakan untuk menunjkan perasaannnya. Akan tetapi, untuk menunjukan perasaannya mu tidak mau ya harus ditunjukkan dengan sebuah ungkapan kata-kata supaya dapat meyakini kebenarannya. Setelah dari salah satu ke dua belah pihak sudah berani mengungkapkan isi hatinya, maka yang satunya tinggal menjawabnya. Kemudian, mereka berdua menciptakan sebuah ikatan yang sering disebut pacaran.

Nah, untuk membuktikan bahwa cinta itu datangnya dari kesesuaian jiwa atau kecocokan hati. Penulis akan jelaskan sesuai kenyataan yang ada. Kemarin hari ada salah seorang teman penulis yang mengunkapkan curahan hatinya atas apa yang dialaminya waktu itu. Konon, katanya. Ia menjalani hubungan cintanya sudah empat (4) tahun lamanya. Akan tetapi, sayangnya hubungan itu pun berakhir. Selama empat tahun menjalani pacaran itu, ia sudah banyak melakukan pengorbanan. Baik itu pengorbanan materi, pikiran, dan tenaganya.

Konon, Pengorbanan secara materinya, ia sering memberikan pulsa, makan bersama, membelikan baju, memberikan sesuatu hadiah, dsb. Pengorbanan secara pikirannya, ia sering memberikan pendapat atau solusi, yang jika apabila ketika kekasihnya tersebut mempunyai masalah dengan keluarganya. Seperti masalah dengan saudaranya, dengan ayah maupun ibunya. Sedangkan untuk pengorbanan secara tenaganya, ia sering memberikan jasa gratis kepada kekasihnya. Seperti, mengantarkan kekasihnya ke pasar, membantu keluarganya dirumah, dsb. Namun sayangnya, semua pengorbanan itu tidak membuat hubungannnya bertahan sampai saat ini. Yang ada ia putus dengan kekasihnya tersebut. Karena, kekasihnya lebih memilih orang lain dengan cara sembunyi-sembunyi darinya.

Kenapa kekasihnya lebih memilih orang lain daripada drinya? Padahal begitu banyak yang ia korbankan untuk kekasihnya tersebut selama empat tahun lamanya. Dalam pandangan penulis, apa yang dipilih si kekasihnya itu adalah, karena sudah tidak ada kesesuaian dan kecocokan lagi dalam hatinya. Makanya, sih kekasih lebih memilih orang lain yang pada akhirnya membuat hubungan mereka putus. Dan itu bukan berarti, tindakan si kekasihnya tersebut  adalah salah besar. Karena, adapun jika dilanjutkan atau di pertahankan tentu tak nyaman. Bukankah kenyamannnya itu adanya didalam hati? Maka sudah sepantasnya si kekasihnya lebih memilih putus. Ketimbang dilanjutkan tetapi tak nyaman untuk apa? Dan sudah barang tentu merugikan ke dua-duanya. Dengan kata lain, ada yang merasa tak nyaman dan ada yang merasa kekurangan perhatian.

Penulis: Elang
Sendang, 25-Januari-2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar