Kamis, 22 Januari 2015

Sentuhan Hati Ibnu Athaillah

Sentuhan Hati Ibnu Athaillah

Rangkuman Nasehat Ibnu Athaillah

25: Sikap orang bodoh:
Tidak meninggalkan sedikit pun dari kebodohan bagi siapa yang berkehendak Mengadakan pada sesuatu masa sesuatu yang lain daripada apa yang Dijadikan allah s.w.t pada masa itu.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

26: Menunda amal tanda kebodohan:
Menunda amal kebaikan karena menantikan kesempatan yang lebih baik Adalah tanda kebodohan.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

27: Berpegang kepada makam:
Jangan meminta kepada allah s.w.t supaya dipindahkan dari satu hal kepada Hal yang lain, sebab jika allah s.w.t mengkehendaki dipindahkan kamu tanpa Merubah keadaan kamu yang lama.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

28: Pembimbing Jalan Hakiki:
Tidak bercita-cita seorang salik untuk berhenti ketika terjadi kasyaf (terbuka perkara ghaib) melainkan suara hakiki berseru kepadanya: “ apa Yang kamu cari masih jauh di hadapan (oleh itu jangan kamu berhenti)!” Dan Tidak terbuka baginya alam maya melainkan diperingatkan oleh hakikat Alam itu: “sesungguhnya kami adalah ujian, karena itu janganlah kamu Kufur!

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

29: Permintaan dan kedudukan:
Permintaan daripada-nya menunjukkan kurang percayamu kepada-nya. Permintaan kepada-nya menunjukkan kamu tidak melihat-nya. Permintaan Kepada lainnya menunjukkan sedikit malu terhadap-nya. Permintaan dari Lainnya menunjukkan jauhnya kamu daripada-nya.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

30: Qadar yang lebih halus:
Tiada satu nafas terlepas daripada kamu melainkan di situ pula ada qadar Yang berlaku di atas kamu.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

31: Peluang mendekati Allah s.w.t:
Jangan menantikan selasaii segala halangan, karena yang demikian akan Menujung kamu dari mendekati allah s.w.t melalui sesuatu yang engkau Didudukkan di dalamnya.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

32: Sifat kehidupan duniawi:
Jangan menghairankan kamu lantaran terjadi kekeruhan ketika kamu Berada di dalam dunia karena sesungguhnya kekeruhan itu tidak terjadi Melainkan karena begitulah yang patut terjadi dan itulah sifatnya (dunia) Yang asli.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

33: Sandarkan niat kepada Allah s.w.t:
Tidak sia-sia sesuatu maksud apabila disandarkan kepada allah s.w.t dan Tidak mudah tercapai tujuan jika disandarkan kepada diri sendiri.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

34 dan 35: Permulaan dan kesudahan:
Tanda akan berjaya pada akhir perjuangan adalah kuat menyerah diri kepada allah s.w.t pada awal perjuangan. Barangsiapa cemerlang permulaannya, akan cemerlanglah kesudahannya.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

36: Batiniah mempengaruhi lahiriah:
Apa yang tersimpan dalam keghaiban rahasia hati berbekas nyata pada Zahirnya.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

37: Pandangan hati dan akal:
Berbeda antara orang yang mengambil dalil dengan allah s.w.t dengan Orang yang mengambil dalil atas-nya. Orang yang mengambil dalil dengan Allah s.w.t itulah yang mengenal haq dan meletakkannya pada tempatnya Dan menetapkan terjadinya sesuatu dari asal mulainya. Mengambil dalil Atas allah s.w.t adalah karena tidak sampai kepada-nya. Maka bilakah allah S.w.t itu ghaib sehingga memerlukan dalil untuk menyatakan-nya dan bilakan Allah s.w.t itu jauh sehingga memerlukan alam untuk sampai kepada-nya.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

38: Sebarkan kebaikan mengikut kemampuan:
Hendaklah berbelanja akan kekayaannya bagi mereka yang telah sampai Kepada allah s.w.t dan menurut kadar kemampuannya bagi yang sedang Berjalan kepada allah s.w.t.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

39: Nur-nur kurniaan Allah s.w.t:
Dikurniakan petunjuk kepada orang-orang yang berjalan kepada allah S.w.t dengan nur-nur tawajjuh (menghadap allah s.w.t) dan bagi orang yang Telah sampai bagi mereka ialah nur-nur al-muwaajahah (musyahadah atau Saling berhadapan antara hamba dengan allah s.w.t). Mereka yang pertama Itu adalah untuk nur-nur, sedangkan mereka yang telah sampai adalah nurnur Itu buat mereka lantaran mereka ini adalah karena allah s.w.t bukan Karena sesuatu selain-nya. Katakanlah: “allah!” Kemudian biarkan mereka (orang banyak) bermain-main dalam kesesatan.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

40: Hijab menutupi diri dan alam ghaib:
Usaha kamu untuk menyingkap keaiban yang tersembunyi dalam diri kamu Adalah lebih baik daripada usaha kamu untuk terbuka bagi kamu tirai ghaib.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

41: Diri yang terhijab, Allah s.w.t tidak:
Al-haq (allah s.w.t) tidak terhijab oleh sesuatu apa pun, sebaliknya Kamulaih yang terhijab dari melihat kepada-nya. Jika allah s.w.t dihijab oleh Sesuatu tentu sesuatu itu dapat menutup allah s.w.t. jika ada sesuatu yang Menutup allah s.w.t bermakna wujudnya dapat dikurung oleh sesuatu. Sesuatu yang mengurung adalah lebih berkuasa dari yang dikurung, Sedangkan allah s.w.t berkuasa atas semua hamba-nya.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari
42: Sifat yang menyalahi ubudiyah:
Keluarlah dari sifat-sifat kemanusiaan yang bertentangan dengan ubudiyah Supaya mudah bagi kamu untuk menyahut panggilan allah dan mendekat ke Hadrat-nya.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

43 dan 44: Reda atau tidak kepada nafsu punca maksiat atau taat:
Induk segala maksiat, syahwat dan kelalaian adalah rido terhadap nafsu Dan sumber segala taat, terpelihara diri (dari syahwat) dan bangun (pada Taat) adalah tidak rido kepada nafsu. Bersahabat dengan orang jahil yang tidak menurut hawa nafsu lebih baik Daripada bersahabat dengan orang alim yang tunduk kepada nafsu. Ilmu Apakah yang dapat dipanggil bagi orang alim yang ditawan oleh nafsunya, Sebaliknya kejahilan apakah yang dapat disebutkan bagi seseorang yang Sudah dapat mengekang nafsunya.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

45: Makrifat hati terhadap Allah s.w.t:
Terbuka mata hati memperlihatkan kepada kamu akan hampirnya allah s.w.t. Penyaksian mata hati memperlihatkan kepada kamu akan ketiadaan kamu di Samping wujud allah s.w.t. penyaksian hakiki mata hati memperlihatkan Kepada kamu hanya allah yang wujud, tidak terlihat lagi ketiadaan kamu Dan wujud kamu.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

46: Allah maha esa, sedia dan kekal:
Telah ada allah dan tiada sesuatu beserta-nya. Dan, dia kini adalah tetap Sebagaimana adanya.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

47: Al-Karim, tumpuan segala hajat dan harapan:
Jangan dilampaui niat tujuan kamu kepada selain-nya karena al-karim tidak Dapat dilampaui oleh sebarang harapan.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

48: Hajat dari Allah, hanya Dia dapat melaksanakannya:
Jangan diajukan hajatmu kepada selain allah s.w.t. allah s.w.t yang Mendatangkan hajat itu kepada kamu. Siapakah yang selain allah s.w.t dapat Mengangkat sesuatu yang diletakkan oleh allah s.w.t? Barangsiapa yang Tidak mampu melaksanakan hajat dirinya sendiri, bagaimana pula dia Sanggup melaksanakan hajat orang lain.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

49: Baik sangka terhadap Allah s.w.t:
Jika kamu belum mencapai baik sangka terhadap allah lantaran Kesempurnaan sifat-nya, maka hendaklah kamu memperbaiki sangka Terhadap wujud-nya karena wujud-nya beserta kamu. Bukankah dia tidak Meletakkan kamu melainkan pada yang baik-baik dan tidak menyampaikan Kepada kamu melainkan nikmat-nikmat-nya.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

50: Kesan daripada buta mata hati:
Keajaiban yang sangat ajaib adalah orang yang lari dari sesuatu yang tidak Mungkin dia melepaskan diri daripada-nya dan dicarinya sesuatu yang tidak Mungkin senantiasa menemaninya. Sesungguhnya bukan buta mata yang di Kepala tetapi, buta mata yang dalam hati.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar