Minggu, 18 Januari 2015

Sang Patung Berjalan

Sang Patung Berjalan

Orang yang selalu ingat akan kebesaran Tuhannya, tidak akan pernah 'membesarkan' dirinya.

Wahai sang patung berjalan, pernahkah kalian sedikit mengerti akan hal ini. Tidak ada jabatan yang penting apalagi sampai mati-matian membelanya. Namun ada yang lebih penting, yakni memanusiakan manusia. Bukankah kalian diciptakan dari sesuatu yang hina, maka sudah sepantasnya tak membesarkan diri.

Bukankah laut yang airnya jutaan ton liter masih dapat ditaklukkan oleh awan-awan.
Bukankah gunung-gunung yang menjulang kelangit dapat ditaklukkan oleh baja-baja.
Bukankah api yang menyala pun dapat di padamkan oleh air.

Tidaklah negeri ini akan subur, jikalau tak dikehendakiNya.
Tidaklah jiwa-jiwa yang hidup disini sejahtera, jikalau kalian tak pernah mensejahterakannya.

Langit yang biru pun dapat berubah menjadi hitam, dan hitam pun berubah kembali menjadi biru.
Akan tetapi di negeri ini yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.

Bukan karena adanya bencana, tetapi kalian tidak mementingkan bagaimana keadaan rakyat.
Bagaimana rakyat mencari harta dan uang untuk membayar pajak yang kalian pinta.

Begitu suburnya negeri ini, kekayaan alamnya melimpah luas.
Laut-laut pun berisikan ikan-ikan yang berkualitas.
Airnya pun bermacam macam ragamnya
Ada air untuk mandi dan minum, ada juga air untuk kendaraan bermotor.

Wahai sang patung berjalan, luangkan waktu sejenak.
Lihatlah langit yang begitu indah dipandang
Sawah-sawahnya begitu terpesona
Alam kita ini tersebar makhluk-makhluk bermutiara
Akan tetapi pada kenyataannya masih banyak rakyat yang kelaparan, kesusahan, kekurangan.
Bukankah kesejahteraannya ada ditangan pemimpinnya.
Bukankah itu sangat jelas nasib mereka akibat dari kelalaian pemimpinnya.

Jikalau mereka harus memilih antara sejahtera atau melarat.
Tentu mereka akan memilih melarat
Karena pada dasarnya mereka tak mengenal kebijakan pemimpinnya.

Bukan kemauan mereka untuk melarat. Akan tetapi kemauan pemimpinnya.
Sayangnya, negeri kita yang subur ini, dikuasai oleh jiwa-jiwa yang tak memiliki kemanusiaan.
Sehingga kita tidak dapat menikmatinya bersama-sama..

Kiranya tak sulit bagi mereka yang memiliki jiwa kemanusiaan untuk memanusiakan manusia.
Mensejahterakan rakyat berarti memanusiakan manusia..

Penulis: Elang
28 Desember 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar