Kamis, 22 Januari 2015

Siraman Rohani Ibnu Athaillah

Siraman Rohani Ibnu Athaillah

Rangkuman Nasehat Ibnu Athaillah

51: Keluar daripada alam kepada Pencipta alam:
Jangan kamu berpindah dari satu hal alam kepada hal alam yang lain. Jika Demikian kamu adalah umpama keledai yang berputar mengelilingi Penggilingan, di mana ia menuju ke satu tujuan, tiba-tiba ia kembali kepada Tempat mulainya. Hendaklah engkau melintasi sempadan alam dan menuju Kepada pencipta alam. Sesungguhnya kepada tuhanmu puncak segala tujuan.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

52: Sucikan maksud dan tujuan:
Perhatikan sabda rasulullah saw : “barangsiapa yang hijrahnya kepada allah dan rasul maka hijrahnya Adalah kepada allah dan rasul. Barangsiapa yang hijrahnya kepada dunia Untuk mendapatkannya atau wanita untuk mengahwininya, maka hijrahnya Terhenti pada tujuan hijrahnya itu”. Fahamilah sabda rasulullah saw tersebut dan perhatikan persoalannya Jika kamu boleh memahaminya. Dan, selamatlah atas kamu.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

53 dan 54: Waspada memilih sahabat:
Jangan menjadikan sahabat (teman hijrah) akan orang yang tidak Membangkitkan semangat kepada allah s.w.t dan perkataannya tidak Memimpin ke jalan allah s.w.t. Kemungkinan engkau keliru tetapi menganggapkan engkau benar lantaran Persahabatan engkau dengan orang yang lebih rendah halnya (keadaan Rohaninya) dari kamu.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

55: Zahid dan raghib:
Bukan sedikit (nilainya) amal yang keluar dari hati si zahid, dan tidak banyak (nilainya) amal yang keluar dari hati si raghib.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

56: Amal, ahwal dan makam:
Baiknya amal adalah hasil dari baiknya ahwal (hal-hal) dan baiknya ahwal Adalah karena penetapan makam yang dikurniakan allah s.w.t.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

57: Peranan zikir:
Jangan meninggalkan zikir lantaran engkau belum selalu ingat kepada Allah s.w.t ketika berzikir, sebab kelalaian kamu terhadap allah s.w.t Ketika tidak berzikir lebih bahaya daripada kelalaian kamu terhadap allah S.w.t ketika kamu berzikir. Semoga allah s.w.t menaikkan derajat kamu Daripada zikir dengan kelalaian kepada zikir yang disertai ingat kepada Allah s.w.t, dan mudah-mudahan allah s.w.t akan mengangkat kamu daripada Zikir yang beserta kehadiran allah s.w.t di dalam hati kamu kepada zikir di Mana lenyapnya segala sesuatu selain allah s.w.t. hal yang demikian itu Tidaklah sukar bagi allah s.w.t.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

58: Tanda matinya hati:
Sebagian daripada tanda matinya hati ialah apabila tidak merasa sedih jika Terlepas sesuatu amal kebaikan daripadanya dan tidak menyesal jika Terjadi perbuatan yang tidak baik olehnya.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

59 dan 60: Dosa dan baik sangka:
Tidaklah besar sesuatu dosa melebihi sesuatu yang menujung kamu berbaik Sangka kepada allah s.w.t. barangsiapa mengenal tuhannya niscaya melihat Kecilnya dosa. Tidak ada dosa kecil jika allah s.w.t menghadapi kamu dengan keadilan-nya Dan tidak ada dosa besar jika allah s.w.t menghadapi kamu dengan kurniaannya.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

61: Amal yang bernilai pada sisi Allah s.w.t:
Tidak ada amal yang diharapkan diterima allah s.w.t selain amal yang kamu Tidak melihat kepadanya dan memandangnya kecil atau remeh.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

62 - 64: Wirid dan warid:
Sesungguhnya wirid mendatangkan kepada kamu warid supaya kamu Mendekat dan masuk ke hadrat allah s.w.t. Wirid mendatangkan kepada kamu warid supaya kamu terselamat dari Kekuasaan debu-debu dunia dan supaya kamu merdeka dari perbudakan mata Benda dan syahwat keduniaan. Wirid mendatangkan kepada kamu warid supaya kamu bebas dari penjara Wujud kamu dan masuk kepada syuhud (penyaksian).

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

65 – 67: Nur, mata hati dan hati:
Nur-nur ilahi adalah kendaraan hati dan rahasia hati. Nur itu ialah tentera hati, sebagaimana kegelapan adalah tentera nafsu. Jika allah s.w.t mau menolong hamba-nya maka dibantu dengan tentera Anwar (nur-nur) dan dihentikan bekalan kegelapan. Nur itu baginya menerangi (membuka tutupan), mata hati itu baginya Menghakimkan dan hati itu baginya menghadap atau membelakang.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

68 dan 69: Ketaatan adalah kurniaan Allah s.w.t:
Janganlah ketaatan kamu kepada allah s.w.t menggembirakan kamu karena Kamu melihat telah melaksanakannya, tetapi gembiralah karena melihat Ketaatan itu datang dari allah s.w.t kepada kamu. Ucapkanlah: “dengan sebab kurnia allah s.w.t kepada hamba-nya, maka dengan demikian Itulah mereka patut bergembira, itu lebih baik dari apa yang mereka Kumpulkan”. Dilarang kepada orang yang masih berjalan menuju allah s.w.t dan orang Yang telah sampai kepada-nya dari melihat kepada amal perbuatan mereka Dan ahwal yang mereka berada di dalamnya. Orang yang masih dalam Perjalanan belum mencapai keteguhan benar bersama-sama allah s.w.t Dalam amal dan ahwal. Ada pun orang yang telah sampai, telah dilenyapkan Allah s.w.t kesadarannya ke dalam penyaksian (melihat-nya), tidak lagi Melihat kepada amal dan ahwal.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

70 - 72: Tamak melahirkan kehinaan:
Tidaklah panjang dahan kehinaan melainkan yang tumbuh dari benih tamak. Tiada sesuatu yang dapat mengheret kamu sebagaimana paham (syak Wasangka atau angan-angan). Kamu merdeka dari sesuatu yang kamu tidak mempunyai hajat kepadanya dan Kamu adalah hamba bagi sesuatu yang kamu tamak kepadanya.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

73: Nikmat dan bala adalah jalan mendekati Allah s.w.t:
Siapa yang enggan menghadap allah s.w.t dengan kehalusan kurnia-nya Akan diheret (untuk menghadap-nya) dengan rantai ujian bala.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

74: Syukur mengikat nikmat:
Barangsiapa tidak mensyukuri nikmat bermakna membuka jalan untuk Kehilangan nikmat itu. Dan barangsiapa bersyukur maka sesungguhnya dia Mengadakan pengikat bagi nikmat yang diperolehinya.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

75: Kurniaan yang menjadi istidraj:
Takutlah kamu terhadap kurniaan allah s.w.t yang selalu kamu perolehi Sedangkan kamu melanggar perintah-nya, jangan sampai kurniaan itu Semata-mata istidraj. (firman allah s.w.t dalam surah al-a?raf, ayat 182): kami Akan binasakan mereka perlahan-lahan dengan jalan yang mereka tidak Sadar.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

76: Murid yang terpedaya:
Sebagian dari kejahilan murid ialah : buruk adabnya tetapi balasan ke Atasnya diperlambatkan lalu dia menyangka sekiranya adabnya adalah Jelik tentu allah s.w.t sudah memutuskan bantuan dan pasti dia akan Dijauhkan. Ketahuilah! Adakalanya kurniaan telah diputuskan tetapi si murid Tidak menyadarinya. Sekiranya tidak ada kurniaan baru itu pun merupakan Putus bantuan. Ada kalanya dia sudah dijauhkan tetapi dia tidak Menyadarinya, meskipun hanya dijauhkan dengan cara membiarkannya Menurut sangkaannya.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

77: Jangan meremehkan wirid yang lambat mendatangkan warid:
Jika engkau melihat seorang hamba yang ditetapkan allah s.w.t dalam Menjaga wiridnya di samping berterusan bantuan allah s.w.t, maka jangan Engkau meremehkan pemberian allah s.w.t kepadanya sekalipun belum Terlihat padanya tanda orang arif (ahli makrifat) dan seri cahaya orang Yang cinta kepada allah s.w.t (muhibbin), karena sekiranya tidak ada warid Tidak mungkin adanya wirid.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

78: Kurniaan Allah s.w.t yang menetap pada hamba-Nya:
Sebagian para hamba ditentukan oleh allah s.w.t untuk berkhidmat kepadanya Dan ada pula sebagian yang diistimewakan allah s.w.t dengan mencintainya. Kepada masing-masing itu diberikan bantuan dari kurniaan tuhan dan Kurniaan tuhan itu tidak terbatas.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

79: Warid terjadi secara tiba-tiba:
Tidak terjadi warid (kurniaan) yang langsung dari allah s.w.t kecuali Secara mendadak supaya tidak didakwa oleh para hamba bahwa dia Menerimanya karena ada persiapannya.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

80: Tanda kejahilan ahli hakikat:
Jika kamu melihat seseorang (ahli hakikat) menjawab setiap pertanyaan dan Menerangkan setiap penglihatan (mata hati) dan menceritakan setiap yang Diketahuinya, maka ketahuilah bahwa yang demikian itu adalah tanda Kejahilannya.

Ibn 'Ata Allah al-Iskandari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar