Senin, 26 Mei 2014

Apakah Allah bertempat?

Ahlannawawi: ~ "Bahaya besar bagi seorang hamba ketika ia berkata; "Allah tempatnya dihati. Allah tempatnya di langit. Allah tempatnya di atas Arasy."

Kesimpulannya, ia tidak menyadari bahwa ia telah menyerupai-Nya dengan sesuatu tempat.
Sebab dalam surah Al-Ikhlas ayat 2:
ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ ﴿٢﴾
Allaahu shamad

Artinya: Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu

Ayat itu menunjukkan: "Bahwa segala sesuatu itu bergantung kepada-Nya bukan sebaliknya."

Istilahnya: "makhluk tetap makhluk' dan Allah tidak bergantung kepada makhluk melainkan makhluk-Nya yang bergantung pada-Nya."

Karena sesuatu selain Allah itu adalah daripada makhluk-Nya (ciptaan-Nya).

"Pernyataan itu sangat jelas bahwasanya tidak ada yang setara dengan-Nya."

Sebagaimana Firman-Nya dalam Surah Al-Ikhlas ayat 4:
وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ ﴿٤
walam yakul lahu kufuwan ahad.
Artinya: Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.

Ayat itupun menunjukkan bahwasanya Allah yang lebih berkuasa daripada makhluk-Nya (ciptaan-Nya), disamping itu "Bahwa sesuatu yang dianggap tempatpun seperti hati. langit dan di atas arasy itu tidak dapat mampu untuk di tempati Allah.

Kesimpulannya: ~ Allah ada tanpa tempat dan segala sesuatunya tidak ada yang mampu menyerupai-Nya. Sebabnya "segala sesuatunya (ciptaan-Nya) itu sebelumnya tidak ada, hanya saja di adakan oleh sesuatu yang Ada (Allah Subhanahu wa Ta'ala)

Catatan: ketika di tanya (?) "dimana Allah?" maka jawablah "Hati ini telah meyakini bahwa Allah ada" atau jawablah "Saya telah beriman kepada Dzat yang telah menciptakan saya yaitu La Illaha Ilallaah, dari sudut keimanan itulah menunjukkan keberadaan-Nya (Allah) itu Ada dimana-mana.

(elang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar