Ahlannawawi:~ "Ilmuwan Indonesia Ciptakan Aplikasi Halal di Jepang"
Tokyo - Untuk membantu Muslim Jepang dalam menemukan produk halal, seorang Muslim asal Indonesia menciptakan sebuah aplikasi untuk membantu Muslim menemukan dan mengidentifikasi restoran yang menyediakan makanan halal, yang tidak mengandung babi sebagaimana umumnya terjadi di Jepang.
“Kami melakukan komunikasi dengan sejumlah modal ventura, inkubator, pejabat pemerintah dan pebisnis di seputar Jepang. Beberapa diantara mereka mengontak kami setelah mendengar [HalalMinds] melalui berbagai sosial media,” kata Agung Pambudi, kepada Tech In Asia, Rabu, 21 Mei.
Kandidat doktor di Kyushu University pada departemen rekayasa sumberdaya bumi ini terkejut ketika mengetahui bahwa produk babi digunakan secara luas dalam berbagai produk di Jepang.
Selanjutnya, ia mengembangkan HalalMinds untuk membantu Muslim menemukan produk halal di Jepang. Produk ini diluncurkan untuk aplikasi android secara gratis pada 3 April sementara untuk versi iOS pada 28 April.
Idenya sederhana, hanya dengan melakukan scan barcode yang dapat dilakukan ketika berbelanja, yang selanjutnya secara otomatis melacak database dari sekitar 500 ribu produk untuk menentukan, apakah halal atau tidak.
Aplikasi ini sangat berguna bagi mereka yang tidak bisa membaca huruf Jepang karena label makanan seringkali berisi huruf kanji yang kompleks.
Aplikasi HalalMinds ( https://play.google.com/store/apps/details?id=com.HalalProduct.App )
juga menawarkan penunjuk restoran halal, kompas kiblat, dan berisi ayat-ayat Qur’an.
Aplikasi ini telah diunduh lebih dari 1.100 sejak diluncurkan dan tersedia dalam bahasa Inggris.
“Saya berpikir, mayoritas Muslim di Jepang tidak bisa berbahasa Inggris karena mereka sebagian besar berasal dari Timur Tengah, Malaysia, Indonesia, Bangladesh, dan lainnya. Karena itu, kita berpikir bagaimana menambahkan bahasa lain dalam aplikasi ini,” kata Pambudi.
Pertumbuhan pasar
Aplikasi baru ini tidak memperoleh pembiayaan dari pihak eksternal, melainkan oleh Pambudi bersama dengan Dai Oshiro dan Hironori Goto.
“Kami menghabiskan sekitar US$2,000 dari uang kami sendiri dan itu sangat tidak cukup,” katanya.
Saat ini, para pendiri sedang mencari investor untuk mengembangkan pasar yang sangat cepat.
“Sangat sulit untuk bergerak cepat tanpa pendanaan eksternal. Namun demikian, kami masih melakukan pendanaan dari kantong sendiri karena bisnis halal ini merupakan kesempatan besar. Kami ingin mengembangkan banyak produk dari ceruk ini dalam waktu dekat,” kata Pambudi.
Ia berharap dapat mengembangkan produknya ke pasar Asia lainnya.
“Kami sedang bersiap mengembangkan layanan ini ke Korea Selatan dan Taiwan, karena kedua negara tersebut memiliki kondisi yang sama dengan Jepang terkait dengan populasi Muslim,” katanya.
Saat ini, di Jepang, terdapat sekitar 120 ribu Muslim dari 127 juta penduduknya. (onislam.net/mukafi niam)
By NU Online
Terbitan: (Jumat, 23/05/2014 23:13)
Editing Posts: (elang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar