Calon Presiden Indonesia Tidak Boleh Pengkhianat
Jakarta, NU Online
H Rhoma Irama dalam taushiyah istighotsah di halaman
Gedung PBNU meminta warga membantu penyelenggara
Pilpres Juli mendatang untuk menyeleksi ketat calon
Presiden Indonesia ke depan. Capres itu, menurutnya,
mesti bebas dari segala bentuk pelanggaran hukum
termasuk pengkhianatan terhadap negara.
“Kualitas Presiden Indonesia harus ditentukan sejak
penyeleksiannya oleh penyelenggara Pilpres,” ujar H
Rhoma yang kerap dipanggil Bang Haji di hadapan
sedikitnya 150 jamaah istighotsah di halaman PBNU
Jakarta Pusat, Rabu (30/4) malam.
Menurutnya, sosok pemimpin harus memiliki sifat sidiq.
Lebih dari sekadar jujur, sifat sidiq dipahaminya sebagai
sebuah kebersihan seorang pemimpin dari segala bentuk
cacat baik secara moral, hukum, maupun konstitusional.
“Artinya ia tidak pernah tercatat sebagai pelaku tindakan
kejahatan atau pengkhianatan terhadap negara pada
masa lalu. Kejahatan korupsi dan kelalaian terhadap
pemerataan ekonomi merupakan satu bentuk
pengkhianatan terhadap UU selain berbuat makar,” kata
Bang Haji.
Di samping itu, pemimpin Indonesia harus bertakwa
kepada Allah SWT. “Ketakwaan ini syarat mutlak
pemimpin Indonesia. Takwa menjadi modalnya dalam
menjalankan pemerintahan sesuai amanah UUD 1945,”
ujar Raja Dangdut yang mengenakan kopiah dan pakaian
serba putih.
Menutup taushiyahnya, Bang Haji mengajak jamaah
untuk melantunkan bersama bait sebuah lagunya, “Hai
manusia, hormati ibumu; yang melahirkan; dan
membesarkanmu.” ( Alhafiz K )
Dikutip: m.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,51704-lang,id-c,nasional-t,Calon+Presiden+Indonesia+Tidak+Boleh+Pengkhianat-.phpx
Terbitan: (Kamis, 01/05/2014 06:03)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar