Manisnya madu masih bisa dikalahkan oleh manisnya lisan. Oleh karenanya maniskan lisan dengan kalimah La Illaha IlaAllah.. " Renungkan Renungkan Renungkan "
Kamis, 08 Mei 2014
Mengenang Humor Gus Dur
Mengenang Humor Gus Dur
Peringatan hari wafat seseorang pada umumnya dilakukan kegiatan untuk mengenang almarhum selama hidupnya. Sering kali, peringatan atau haul itu digelar acara pengajian. Namun, berbeda dengan gaya Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD. Dalam haul ke-2 Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Mahfud ingin peringatan tersebut diisi bukan oleh pengajian saja, melainkan dengan menggelar humor-humor Gus Dur.
Haul itu digelar di kediaman dinas Ketua MK di Kompleks Widya Candra, Senin (2/1) malam. Mahfud menyatakan, sudah ribuan haul Gus Dur dilakukan dengan cara menggelar pengajian. "Peringatan tahlilan Gus Dur sudah banyak, peringatan khusus menggelar humor-humor yang belum," kata Mahfud.
Hadir dalam acara itu Ketua PBNU Said Aqil Siradj, mantan ketua PBNU Hasyim Muzadi, mantan ketua umum Partai Golkar Akbar Tanjung, Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Saifudin, mantan menteri perdagangan Luhut Panjaitan, serta para politisi, dan pejabat negara era Presiden Gus Dur.
Menurut Mahfud, peringatan haul digelar untuk mengenang sosok kepemimpinan Gus Dur yang identik dengan humor. Pasalnya dalam humor, Gus Dur, kata dia, banyak mengandung hikmah dan pesan mendalam guna mengingatkan seseorang untuk menyadari kesalahannya.
Mahfud mengaku, Gus Dur sering bertindak untuk menasihatinya saat menjabat menteri pertahanan agar teguh pendirian dan cepat mengambil keputusan. Pasalnya, kata dia, kalau lambat mengambil keputusan risikonya juga muncul dan besar. "Jadi, Gus Dur menyarankan agar cepat mengambil keputusan. Inilah pesan-pesan Gus Dur yang harus dikenang," kata Mahfud.
Gus Dur pernah bercerita, kata dia, dulu waktu Pak Harto jadi presiden dia punya ajudan. Ajudan yang satu tentara, ajudan yang satu ustaz. Kemudian keduanya memberi nasihat yang berbeda. Ajudan tentara memberi nasihat sesuai diktum tentara, kalau bapak melangkah harus dimulai dari kaki kiri. Tapi yang ustaz, menurut sunah nabi, setiap tindakan lebih bagus dimulai dari kanan.
Suatu saat pak Harto mau pergi kerja, saat mau naik mobil ditahan ajudan yang tentara. Pak, mohon naik dari kaki kiri. Yang ustaz bilang sesuai sunah nabi dari harus naik kaki kanan. Pak Harto bingung. Lalu, datang Ibu Tien, ini apa-apaan kalian. Ayo naik dari kaki mana saja. "Itu menyampaikannya humor. Maksudnya Gus Dur, semua pemimpin itu tidak boleh ragu dalam ambil keputusan."
Tokoh Muhammadiyah yang dekat dengan Gus Dur, Muslim Abdurrahman, mengatakan, kalau Gus Dur punya ribuan kisah humor yang tidak ada habisnya. Dia punya kelakar hasil candaan cucu pendiri NU, KH Hasyim Asyari, tersebut tentang hubungan Muhammadiyah dengan NU. Menurut Gus Dur, kata Muslim, kalau jamaah NU shalat Jumat di masjid Muhammadiyah hanya kehilangan pahala saja karena berbeda cara melakukan ritual shalat. Namun, kalau jamaah Muhammadiyah shalat Jumat di masjid NU, lanjut dia, maka pasti kehilangan sandal. "Gus Dur punya banyak humor," katanya.
Hasyim Muzadi bercerita kalau Gus Dur pernah cerita tentang perjalanan naik pesawat dan turun di Bandara Abdul Rachman Saleh, Malang. Dalam kedatangannya, dia mendapat pengawalan ketat dan disambut secara meriah oleh banyak anggota Banser yang memegang handy talky untuk mengamankan kedatangannya. Sayangnya, tambah Hasyim, sang Banser saat menghubungi rekan lainnya malah menyatakan, "Kontek. Kontek. Abdul Rachman Saleh telah mendarat di Bandara Abdurrahman Wahid."
Said Aqil Siradj mengaku, guyonan Gus Dur penuh dengan nasihat agama. Gus Dur bertutur, kata Said, pernah ada orang yang bekerja sebagai pemecah batu putus asa saat berusaha memecahkan batu besar. Pada saat alat pemecah batu sudah 100 kali mengenai batu, sang pemecah batu menyerah.
Tidak berapa lama kemudian, sang kiai mengambil alih dan hanya dalam lima kali alat pemecah batu bertumbukan dengan batu, maka batu besar itu pecah. Sontak, pekerja itu memuji kehebatan kiai dan menilainya seorang sakti mandraguna. Namun, kiai itu menjelaskan kalau itu bukan karena kehebatannya, "Melainkan kamu (pemecah batu) tidak sabar untuk meneruskan pekerjaanmu yang kurang sedikit lagi membuahkan hasil. Jadi, ini bukan soal saya sakti," papar Said menirukan kisah tersebut.
Sumber: www.republika.co.id| Selasa, 03 Januari 2012 pukul 14:02:00
By http://m.facebook.com/elang
Dikutip: http://www.gusdur.net/Berita/Detail/?id=624/hl=id/Mengenang_Humor_Gus_Dur
Terbitan: Rabu, 04 Januari 2012 19:54
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar