Pada umumnya Islam di Indonesia "Khususnya Nahdlatul Ulama mengadakan Peringatan Maulid Nabi"
Sendang-Indramayu: Peringatan Maulid Nabi Saw dilaksanakan guna mengenang kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW. Disisi lainnya Sejarah Perayaan Maulid Nabi ini terjadi pada abad ke-6 (enam) hijriyah, yang menurut kesepakatan para ahli dinyatakan bahwa orang yang pertama kali melakukan peringatan ini adalah Raja Ibril dari Irak, bernama al-Mudhaffar bin Sa’id Kukuburiy bin Zainuddin Ali Buktikin (w 630 H/1232M)
Kemudian dalam perkembangan selanjutnya peringatan Maulid Nabi tersebut, dilestarikan oleh umumnya umat muslim Indonesia, khususnya kaum nahdliyyin.
Dalam merayakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut, umumnya kaum muslim melakukannya dengan cara berdo’a bersama. Disamping itu acara ini dapat merukunkan umat dan mempererat Tali Silahturahmi antar umat muslim.
Nilai nilai yang terkandung di dalamnya sudah dilaksanakan oleh Rasulullah SAW. Sebagaimana yang ditunjukkan langsung oleh beliau dalam haditsnya sebagai berikut:
Dari Abi Qotadah al-Anshariy, sesungguhnya Rasulullah SAW ditanya tentang puasa senin (yang sudah menjadi kebiasaan beliau), lalu beliau menjawab bahwa pada hari itu aku dilahirkan dan (pada hari itu pula) wahyu diturunkan (Allah Ta’ala) kepadaku (HR Muslim)
Adapun hukum yang terkandung di dalamnya dapat dilihat dari adanya hal-hal sebagai berikut:
Jika dilihat dari tindakan perayaannya, maka statusnya dapat dikategorikan tindakan bid’ah. Jika dilihat dari isi kandungan di dalam perayaannya yang bernilai positif (hasanah), maka para ahli bersepakat untuk mengatakan bahwa perayaan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah termasuk Bid’ah Hasanah, yang hukumnya adalah boleh (Mubah), bahkan bisa berubah menjadi sunnah (dianjurkan/masnun). Hal ini disebabkan karena adanya beberapa faktor: yakni dapat meneguhkan hati umat Islam setelah mendengar penyampaian biografi Nabi SAW dalam acara peringatan Maulid, sebab beliau pembawa rahmat (rahmat paling agung) bagi umat manusia, sebagaimana anjuran al-Qur’an yaitu: Katakanlah, dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira.(Qs. Yunus:58)
Dan semua kisah-kisah para rasul Kami ceritakan kepadamu yakni kisah-kisah yang dengannya kami teguhkan hatimu. ( QS. Hud: 120)
Disamping itu biasanya didalam acara Maulid Nabi SAW, para hadirin yang datang bersama sama membaca Sholawat yang dipimpin oleh kiai. Sesuai dengan firman Allah sebagai berikut; Sesungguhnya Allah dan Malaikat-Malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi., Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. ( QS.Al-Ahzab: 56)
Dan dari kenyatan seperti itu, Imam al-Suyuthiy berkomentar dalam kitab al-Hawi sebagai berikut:
Jawabannya menurut saya: “Bahwa asal perayaan Maulid Nabi Muhammad, yaitu manusia berkumpul, membaca al Qur’an dan kisah-kisah teladan kemudian menghidangkan makanan yang dinikmati bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih. Semua itu termasuk bid’ah hasanah. Orang yang melakukannya diberi pahala karena mengagungkan derajat Nabi, menampakkan suka cita dan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad yang mulia.
Disisi lainya dalam Kitab Iqtidla’ al-Shirath al-Mustaqim, yaitu: Mengagungkan Maulid dan menjadikannya sebagai hari raya setiap musim, dilakukan oleh sebagian orang dan ia akan mendapatkan suatu pahala yang sangat besar dengan melakukannya, karena niatnya yang baik dan karena meng-agungkan Rasulullah, sebagaimana yang telah aku sampaikan.
Wallahu 'Alam
Dinukil dari fatwa ulama NU
(elang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar