Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Bikin Bingung Kaum Salafi Wahabi
Jika Kaum Salafi Wahabi adalah kaum yang mau berpikir, maka mereka akan mengalami hal dilematis dalam mensikapi risalah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Adalah fakta yang harus dihadapai oleh mereka bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab pernah membuat risalah di mana kaum Salafi Wahabi dihadapkan kepada dua hal yang memalukan sekaligus membingungkan dalam meresponnya, apakah harus menuduh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab sebagai pendusta atau memilih sikap TAQIYAH ?
Prof. Al Muhaddits As Sayyid Muhammad Ibn Alwi Ibn Abbas Al Maliki Al Hasani dalam karyanya“Mafahim Yajibu An Tushohhah” (yang merupakan rangkuman hasil dialog dengan 14 tokoh Wahabi)mengajukan fakta tentang pernyataan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab sbb :
“ Telah jelas bagi kalian bahwa telah sampai kepadaku berita mengenai risalah Sulaiman ibn Suhaim yang telah sampai kepada kalian dan bahwa sebagian ulama di daerah kalian menerima dan membenarkan isi risalah tersebut. Allah mengetahui bahwa Sulaiman ibn Suhaim mengada-ada atas nama saya ucapan ucapan yang tidak pernah aku katakan dan kebanyakan tidak terlintas sama sekali di hatiku.
Diantaranya :
- ucapan Sulaiman bahwa saya menganggap sesat semua kitab madzhab empat.
- Bahwa manusia semenjak 600 tahun yang silam tidak menganut agama yang benar.
- Saya mengklaim mampu berijtihad dan lepas dari taqlid.
- Perbedaan para ulama adalah malapetaka dan saya mengkafirkan orang yang melakukan tawassul dengan orang-orang shalih, dan sayamengkafirkan Imam Al-Bushoiri karena ucapannya : Wahai Makhluk paling mulia.
- Seandainya saya mampu meruntuhkan kubah Rasululllah SAW maka saya akan melakukannya dan jika mampu mengambil talang Ka’bah yang terbuat dari emas maka saya akan menggantinya dengan talang kayu.
- Saya mengharamkan ziarah ke makam Nabi SAW, mengingkari ziarah ke makam kedua orang tua dan makam orang lain,
- saya mengkafirkan orang yang bersumpah dengan selain Allah, mengkafirkan Ibnu Faridl dan Ibnu ‘Araby.
- dan bahwasanya saya membakar kitab Dalailul Khairat dan Raudlul Rayaahin yang kemudian saya namakan Raudlul Syayaathiin.
Jawaban saya atas tuduhan telah mengucapkan perkataan-perkataan di atas adalah :
سبحانك هذا بُهْتانٌ عظيم
Maha suciEngkau (ya Tuhan kami), ini adalah Dusta yang besar. Sebelum apa yang saya alami terjadi, peristiwa mirip pernah dialami Nabi SAW. Beliau dituduh telah memaki Isa ibn Maryam dan orang-orang shalih. Hati mereka yang melakukan perbuatan terkutuk ini sama persis sebab menciptakan kebohongan dan ucapan palsu.
Risalah tersebut sebagaimana diinformasikan oleh As Sayyid Muhammad, adalah risalah yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang ditujukann untuk Syekh Sulaiman Ibn Suhaim. Risalah yang hampir senada juga ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Abdaul Wahhab yang ditujukan kepada Syaikh As Suwaidi di Iraq yang juga sempat dipublikasikan pada moment “Pekan Raya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab”.
Mencermati fakta risalah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang diajukan oleh As Sayyid Muhammad tersebut sungguh sangat menarik, betapa dengan kecerdasan dan keikhlasan Sayyid Muhammad Alwi Al maliki, beliau telah menempatkan para pengikut Syaikh Muhammad bin Abadul Wahhab – di Indonesia mereka menamakan diri sebagai Salafi – ditempatkan pada pilihan yang sulit dan serba salah :
Pertama : Jika risalah yang ditulis oleh Syaikh Mumahammad bin Abdul Wahhab tersebut adalah pernyataan jujur sikap sang Syekh, maka konsekwensinya adalah para pengikut beliau ( Wahabis / Salafis) harus segera menghentikan tuduhan-tuduhan miring mereka (Syirik, Kafir, Bid’ah, dst) kepada saudara-saudara seiman yang berbeda pandangan dengan mereka. Dan rasanya pilihan ini tidak mungkin mereka ambil, karena hal itu akan menghentikan aliran dana yang selama ini menjadi sumber penopang “perjuangan” mereka.
Kedua : Apa yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab (MAW) dalam risalahnya tersebut adalah kebohongan, dan inilah yang menurut kami mendekati Fakta jika kita membandingkan dengan apa yang dinyatakan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dalam kitab-kibnya seperti Kasyfus Syubuhat, Ad Duror, dll. Namun jika para Wahabis / Salafis sepakat dengan fakta ini maka otomatis mereka telah menuduh Syekh mereka sendiri sebagai tukang bohong dan pendusta, dan itu artinya mereka memplokamirkan diri sebagai para pengikut Pembohong dan Pendusta (dajjal?). Sekaligus menegaskan bahwa mereka adalah para pengikut Dajjal, sebagaimana sabda Mulia Nabi :
وَلَا تَقُومُ السَّاعَةُ
حَتَّى يُبْعَثَ دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ قَرِيبًا مِنْ ثَلَاثِينَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ
أَنَّهُ رَسُولُ اللَّهِ
“Dan tidak akan terjadi hari kiamat hingga dimunculkan para Dajjal Pendusta yang jumlahnya kurang lebih 30 orang, dia menganggap bahwa dirinya adalah utusan Allah” (HR. Al Bukhori)
Nampaknya sikap kedua ini (menuduh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berbohong) tidak mungkin mereka lakukan, karena sekali lagi hal itu justru akan menempatkan mereka pada posisi sebagai “Pengikut Pembohong / pendusta”.
Ketiga : Para Wahabis / Salafis akan dengan terpaksa memilih sikap Taqiyyah, dan inilah pilihan yang paling mungkin bagi mereka, meski kita ketahui bersama Taqiyyah adalah sikap musuh bebuyutan mereka yakni Syi’ah…
Mereka (Wahabis / Salafis ) akan mencoba bersikap lunak ketika situasi tidak menguntungkan… namun ketika keadaan memungkinkan mereka akan lebih garang dan ganas melebihi Syi’ah bahkan melebihi binatang yang terbuas sekalipun…
Waspadalah!
Oleh: Ustadz Abu Hilya
Terbitan: Nov 25, 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar