Senin, 09 Juni 2014

Survei Menunjukkan Wahabi Tidak Diminati di Kota

Survei Menunjukkan Wahabi Tidak Diminati di Kota

Ahlannawawi: ~ "Jakarta, Hasil survei terbaru yang menunjukkan sebanyak 58,8 warga muslim di perkotaan menyatakan sebagai bagian dari warga nahdliyin (NU) menunjukkan bahwa model Islam ala Wahabi tidak diminati oleh masyarakat masyarakat muslim kota."

“Survei itu dengan demikian mematahkan asumsi bahwa setiap terjadi modernisasi di perkotaan menjadi lahan subur Islam puritan dan Islam radikal yang dipengaruhi oleh paham Wahabi dari luar. Artinya Wahabi tidak terlalu laku,” kata Wakil Sekjen PBNU Adnan Anwar kepada NU Online di Jakarta, Ahad (8/6).

Menurut mantan peneliti LP3ES, survei semakin mengukuhkan bahwa Islam ala NU menjadi model yang mainstream di Indonesia, baik di kalangan pedesaan maupun pekotaan. Islam yang memiliki tradisi malah lebih disukai masyarakat, dan terbukti perkembangannya makin besar.

Dikatakannya, fenomena munculnya kelompok ekstrem atau dalam istilah sosiologi disebut kelompok true deliver yang seringkali muncul sebetulnya lebih karena merespon dari modernisasi.

“Namun biasanya itu tidak bertahan lama dan lebih bersifat sesaat. Jadi kelompok ektremis tidak akan lama dan tidak akan membesar, bersifat sesaat, karena tidak cocok dengan situasi masyarakat,” tambahnya.

Kamis (5/6) lalu, NU Online melansir hasil survei yang dilakukan oleh Alvara Research Center yang dilakukan pada tanggal 18 hingga 28 Mei 2014 di 10 kota terhadap 1.400 responden muslim berusia 20-54 tahun.

10 kota ang dituju adalah Jakarta, Bandung,Surabaya, Semarang, Medan, Palembang, Pekanbaru, Balikpapan, Banjarmasin dan Makassar. Metode sampling yang digunakan adalah stratified random dengan margin error sebesar 2,4%.

Alvara adalah sebuah biro riset dan konsultasi di bidang pemasaran dan sosial politik yang merupakan anggota Perhimpunan Survei Opini Pubik Indonesia (Persepi) dan Perhimpunan Riset Pemasaran Indonesia (Perpi). Di bidang politik, lembaga ini telah mempublikasikan hasil-hasil survei dari aspirasi politik kelas menengah urban.

Hasil Survei Alvara terbaru yang dipresentasikan di Jakarta Kamis (5/6) lalu menunjukkan, sebanyak 58,8 warga muslim di perkotaan mengaku nahdliyin. Yang lain mengaku warga Muhammadiyah (9,2%), Persis (0,7%), LDII (0,3%), HTI (0,2%), FPI (0,1%) dan ormas lainnya (0,4%). Sisanya menyatakan buan bagian dari ormas Islam manapun.

Secara lebih rinci, tim survei juga menanyakan kepada para responden muslim kota mengenai beberapa ritual, apakah mereka mempraktikkan ritual tahlil, maulid, qunut subuh, ziarah kubur? Hasilnya, mayoritas muslim kota mempraktikkan ritual-ritual khas nahdliyin semacam itu.

Menurut Adnan Anwar, survei Alvara itu juga telah mematahkan asumsi demografis dari para ahli, termasuk pengamat internasional bahwa basis NU hanya berada di pedesaan dan masyaraat petani.

“Artinya jadi Islam Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) seperti dipraktikkan oleh NU itu sesuai dengan kondisi masyakat baik di pedesaan maupun di perkotaan,” katanya.

Fakta itu, antara lain, dipicu akibat terjadinya sinergi antara masyarakat yang tinggal di pinggiran kota yang menjalankan Aswaja dengan masyarakat di pusat kota yang kemudian mengikuti tradisi masyarakat agamis yang menjalankan seperti itu.

“Selain itu , kalangan NU dan pesantren juga semakin aktif mengembangkan dakwah melalui internet. Bagi kalangan muslim kota,bebagai ibadah ritual tradisional yang dulu dijalankan orang tua mereka telah dicari dan ditemukan dalil dan dasar rasionalistasnya dari internet,” kata Adnan. (A. Khoirul Anam)

Sumber: http://m.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,52568-lang,id-c,nasional-t,Survei+Menunjukkan+Wahabi+Tidak+Diminati+di+Kota-.phpx
(Senin, 09/06/2014 09:30)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar